Pasang Iklan Berbayar Disini

Pasang Iklan Berbayar Disini

Kekeringan, Ratusan Hektare Lahan tanpa Tanaman

 baturajararadio.com -Akibat musim kemarau yang berkepanjangan, sedikitnya 300 hektare lahan pertanian di sejumlah wilayah di Karanganyar dibiarkan tanpa tanaman alias bera. Lahan bera ditemukan di Desa Kaliboto, kecamatan Mojogedang, dan memang terpaksa dibiarkan menganggur.
Lahan pertanian tersebut dibiarkan tanpa ditanami apapun, karena sumber air, seperti sungai dan saluran irigasi, mengering akibat kemarau panjang.

“Sejak musim kemarau, ratusan lahan pertanian warga dibiarkan begitu saja. Karena sumber air seperti sungai dan saluran irigasi yang selama ini menjadi andalan warga, seluruhnya mengering,” ujar Kepala Desa Kaliboto, Haryono, Senin (02/09/2019).

Menurut Haryono, luasnya lahan pertanian yang menganggur ini disebabkan para petani khawatir jika mereka memaksakan menanam justru akan mengalami gagal panen. Sehingga lahan dibiarkan menganggur untuk mengantisipasi kerugian.

“Jika harus menggunakan sumur dalam, biayanya cukup mahal dan jangkauan juga terbatas,” ujarnya.

Ditambahkan Haryono, sebenarnya dinas pertanian telah menganjurkan agar para petani memanfaatkan lahannya yang kering untuk menanam palawija.

“Dinas pertanian telah menganjurkan agar menanam palawija, namun kurang menarik perhatian sebagian warga,” paparnya.

Disisi lain, bagi para petani terutama yang memiliki sumur dalam, pada musim kemarau ini, masih dapat menanam padi, sedang kan yang tidak dan hanya mengandalkan air hujan dan aliran sungai yang berada dekat persawahan, tidak dapat menanam padi.

“Memang ada beberapa yang tidak ditanam padi karena para petani kesulitan air dan hanya mengandalkan hujan dan sungai yang berada di dekat persawahan warga,” kata Lurah Jungke Kecamatan Karanganyar Kota, Jamil.

Suparno (65) petani kelurahan Jungke mengatakan, untuk mengairi tanaman padinya yang beru berusia satu bulan, terpaksa harus menggunakan mesin diesel untuk memompa air dari sungai yang saluran air yang sudah mulai mengering.

“Terpaksa menggunakan diesel mas.Otomatis biaya juga semakin besar.saya juga khawatir, apakah saya bisa panen atau tidak,” ujarnya.

Sementara itu, para petani yang berada di Kecamatan Kebakramat dan Jaten, pada musim kemarau tahun ini, juga mengalami kekeringan. Hanya saja, para petani di dua kecamatan ini, menanam areal persawahan mereka dengan palawija. (https://nasional.republika.co.id)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.