Pasang Iklan Berbayar Disini

Pasang Iklan Berbayar Disini

Ditetapkan Darurat Bencana, Pemprov Banten Pertimbangkan Bikin Huntara


Ditetapkan Darurat Bencana, Pemprov Banten Pertimbangkan Bikin Huntarabaturajaradio.com - Provinsi Banten ditetapkan sebagai daerah tanggap darurat bencana akibat tsunami Selat Sunda. Pemprov Banten mengatakan saat ini pihaknya tengah membahas perlu tidaknya membuat hunian sementara bagi korban tsunami. 

"Kita merekap kerusakan-kerusakan rumah dan lain sebagainya, sampai kita haruskah membuat huntara atau hunian sementara nah itu sedang kita bahas," ujar Kabid Aplikasi, Informatika, dan Komunikasi Publik Pemprov Banten Amal Herawan Budhi, saat dihubungi detikcom, Jumat (28/12/2018).

Penetapan daerah tanggap darurat ini diakukan oleh Pemprov Banten dan diberlakukan selama 14 hari, terhitung sejak Kamis, 27 Desember 2018 hingga Rabu 9 Januari 2019. Penetapan tersebut mempertimbangkan dua keputusan pemda Pandeglang dan Serang yang telah menetapkan status tanggap darurat penanganan tsunami. 



Amal mengatakan nantinya usai status tanggap darurat diberlakukan maka Pemprov Banten akan melakukan penataan atau perbaikan. Diantaranya yaitu fasilitas umum hingga gedung pemerintahan.

"Tetap sesuai dengan penerapan-penerapan layaknya selesai bencana saja sampai penataan. Pertama dari fasilitas umum, dari gedung-gedung pemerintahan dan tadi dengan adanya kunjungan pak Mendagri itu juga memperkuat apa yang sudah kita lakukan," kata Amal.

"Jadi intinya untuk penanganan yang sifatnya fasilitas sosial umum itu harus segera diselesaikan terlebih dahulu," sambungnya.

Amal mengatakan penetapan status darurat bencana ini untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap bencana susulan. Hal ini dikarenakan stunami seelumnya terjadi secara tiba-tiba.



"Ini hanya untuk menetapkan dalam rangka penataan-penataan, kewasapadaan terhadap hal-hal yang sifatnya susulan. Kemudian untuk Banten ada keunikan sendiri karena kita bisa katakan unpredictable karena kaya kemarin tidak ada gempa atau apa, tetapi tiba-tiba ada air pasang," tuturnya.

Berdasarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten, paling tidak ada 14.587 orang yang harus mengungsi akibat tsunami tersebut. Data sementara, ada 526 unit rumah, 14 hotel, 60 warung kuliner bibir pantai, 215 gazebo, dan 44 unit perahu yang rusak.


(https://news.detik.com/berita)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.