Petani Padi Harus Nikmati Keuntungan, Pemkab OKU Bakal Bangun Gudang Beras
Baturaja Radio - Pemerintah Kabupaten OKU Timur akan melakukan pembangunan gudang beras di sejumlah desa terutama yang merupakan penghasil beras sehingga petani dapat menikmati keuntungan dari hasil pertanian padi.
Hal itu diungkapkan Bupati OKU Timur HM Kholid MD dihadapan sejumlah pekerja media di OKU Timur Rabu (11/1).
Menurut Kholid, selama ini petani OKU Timur langsung menjual hasil
pertaniannya kepada pengusaha luar yang kemudian beras tersebut dibawa
kembali ke OKU Timur untuk dijual kepada masyarakat.
“Tentu saja yang menikmati keuntungannya adalah pemodal dan pengusaha
karena mereka membeli dengan harga murah. Sedangkan petani hanya mampu
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan untuk kebutuhan penggarapan
lahan selanjutnya,” katanya.
Selain itu kata Kholid, sulitnya masyarakat mendapatkan keuntungan
dari hasil pertanian persawahan juga disebabkan karena rendahnya serapan
bulog dibandingkan hasil pertanian yang terus meningkat setiap
tahunnya.
Bulog kata Kholid hanya mengambil sangat sedikit hasil pertanian
petani untuk kemudian dibagikan kembali kepada masyarakat OKU Timur
dalam Program Raskin.
“Bahkan itu juga terkadang sudah ada permainan. Mengapa demikian.
Banyak masyarakat yang menolak beras raskin yang sangat jelek dan banyak
menir. Padahal beras itu dibeli dari petani OKU Timur, namun ketika
didistribusikan ternyata sangat jelek,” katanya.
Ada dugaan kata KHolid beras yang dibeli dari petani yang bagus
dicampur oleh oknum dengan menir untuk mendapatkan keuntungan yang
besar.
Pemerintah kata dia, sudah mengultimatum pihak bulog untuk tidak membagikan beras yang tidak layak kepada masyarakat miskin.
“Ini harus diselidiki dimana kesalahannya. Karena saat pihak bulog
menyerap beras petani semuanya bagus dan tidak ada masalah. Namun ketika
sudah didistribusikan kepada masyarakat miskin, berasnya jelek dan
banyak menir, tentunya ini harus diselidiki,” katanya.
Sedangkan untuk meningkatkan keuntungan petani dari hasil pertanian
sawah tersebut kata Kholid, salah satu kebijakan yang akan diambil
adalah pembangunan gudang untuk penyimpanan beras di sejumlah desa
penghasil beras.
“Ketika panen harga akan anjlok. Itu adalah hukum pasar. Namun ketika
musim tanam harga akan kembali tinggi. Namun petani sudah tidak
memiliki beras lagi karena semuanya sudah dijual ketika musim panen. Hal
itu tentu saja yang mengambil keuntungan adalah pengusaha,” katanya.
Namun jika di sejumlah desa memiliki gudang, maka petani akan
mendapatkan keuntungan yang cukup besar karena hasil pertanian dijual
ketika harga mengalami kenaikan.
Kholid menjelaskan, tahun 2016 hasil pertanian sawah petani tercapai 1
juta ton gabah yang jika dibandingkan dengan jumlah penduduk sebanyak
630 ribu jiwa, kebutuhan hanya sekitar 80 ribu ton. Dengan sisa hasil
pertanian sebanyak 800 ribu ton gabah.
“Jika memiliki gudang, bayangkan 800 ribu ton disimpan ke gudang dan
dijual ketika harga mulai tinggi. Petani akan menikmati keuntungan yang
cukup besar. Memang sulit untuk menerapkannya. Namun petani harus berani
mencoba. Mengenai harga sudah bisa dipastikan harga beras akan terus
mengalami kenaikan ketika mulai memasuki musim tanam karena setiap hari
masyarakat membutuhkan beras. Jadi jangan khawatir harga tidak naik,”
katanya. (tribunnews.com)
Tidak ada komentar