Pasang Iklan Berbayar Disini

Pasang Iklan Berbayar Disini

Presiden Jokowi akan Resmikan PLTP Lahendong di Minahasa Pagi Ini

Baturaja Radio - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada pagi ini pukul 10.00 WITA, atau pukul 09.00 WIB, dijadwalkan akan meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong Unit 5 dan 6 di Tompaso, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.

Peresmian ini merupakan rangkaian dari kunjungan Jokowi ke Minahasa, dalam rangka menghadiri Perayaan Natal Bersama Tingkat Nasional Tahun 2016 di Kabupaten Minahasa. Presiden juga dijadwalkan akan meninjau Bendungan Kuwil, di Kabupaten Minahasa Utara.
Seperti apa PLTP Lahendong unit 5 dan 6 yang akan diresmikan Jokowi pagi ini? Berikut paparan dan gambarannya.

PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 dibangun oleh anak usaha PT Pertamina di bidang panas bumi (geothermal), yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). PLTP ini berkapasitas 2x20 Megawatt (MW).

PLTP ini dibangun dengan total investasi 282,07 juta dollar AS dengan pendanaan Subsidiary Loan Agreement (SLA) dari Bank Dunia (World Bank) melalui pemerintah Indonesia.
Selama pembangunan hingga beroperasi sekitar hampir setahun yang lalu, PLTP ini sudah menyerap sekitar 1.800 tenaga kerja.

Dengan beroperasinya PLTP unit 5 dan 6 ini, maka total kapasitas PLTP Lahendong menjadi 120 MW, yang mana setara untuk memenuhi kebutuhan listrik untuk sekitar 240.000 keluarga di Minahasa, Sulawesi Utara.

Listrik yang dihasilkan PLTP Lahendong unit 5 dan 6 disalurkan ke PT PLN (Persero) sebagai pelanggan utama. Sementara di PLTP Lahendong unit 1 hingga unit 4, PGE hanya menyalurkan uap saja ke PLN. Pihak PLN yang memiliki PLTP-nya, dan yang kemudian memproduksi listriknya.

PLTP Lahendong unit 5 dan 6 memiliki lima sumur geothermal yang beroperasi. "Sebenarnya PLTP ini memiliki enam sumur, tetapi satu sumur gagal saat upstream (menemukan sumber panas bumi)," kata Ali Mundakir, Direktur Operasi PGE kepada wartawan di lokasi PLTP Lahendong unit 5 dan 6, Senin (26/12/2016).

Sumur-sumur geothermal tersebut menghasilkan 1.200 ton fluida per jam, yakni campuran uap dan air panas. Sumur-sumur tersebut berkedalaman 2.000 meter-3.000 meter.

Uap dan air panas kemudian dipisahkan melalui separator, sehingga hanya tinggal 300 ton uap panas saja. Uap panas ini kemudian disalurkan melalui pipa, untuk menggerakkan turbin yang kemudian disalurkan ke generator untuk menghasilkan listrik.

Sementara sisa air panas sebanyak sekitar 900 ton dikembalikan ke dalam tanah, sebab nantinya air tersebut akan kembali menghasilkan uap panas. Memasukkan air panas ini dengan cara injeksi di kedalaman tiga kilometer.

Menurut Ali, air panas yang dikembalikan ke perut bumi harus memiliki suhu 20 derajad celcius. Namun, air panas hasil pemisahan dari uap panas masih bersuhu 40 derajad celcius. Oleh sebab itu, PGE membangun fasilitas pendingin air, dengan pendinginan dari udara.

"Ini sebabnya PLTP merupakan pembangkit energi yang bersih, hijau, terbarukan dan berkelanjutan Emisi karbon yang bisa kami hemat mencapai 1.500 ton per tahun dibandingkan pembangkit fosil," tambah Ali.

Sinergi BUMN
PLTP Lahendong merupakan bentuk sinergi BUMN, yakni Pertamina dan PLN dalam mendorong produksi energi bersih, energi hijau, atau disebut pula energi baru dan terbarukan (EBT).

Pemerintah saat ini terus menggenjot alternatif energi dari penggunaan energi batu bara. Hal itu sebagai konsekuensi untuk mereduksi emisi gas rumah kaca (GRK), sesuai dengan ratifikasi perjanjian Paris Agreement yang diteken oleh DPR pada Oktober 2016 lalu.

Dalam ratifikasi tersebut, Indonesia harus mematuhi Nationally Determined Contribution (NDC) dengan target pemangkasan 29 persen emisi GRK hingga 2030.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan sebelumnya berkesempatan meninjau proyek PLTP Lahendong pada 27 November 2016 lalu.

Jonan yang didampingi Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dan Direktur Utama PGE Irfan Zainuddin menyatakan panas bumi harus bisa menarik investor serta berkontribusi bagi perekonomian warga Sulawesi.(http://palembang.tribunnews.com)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.