Presiden Jokowi akan Resmikan PLTP Lahendong di Minahasa Pagi Ini
Baturaja Radio - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada pagi ini pukul 10.00 WITA,
atau pukul 09.00 WIB, dijadwalkan akan meresmikan Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong Unit 5 dan 6 di Tompaso, Kabupaten
Minahasa, Sulawesi Utara.
Seperti apa PLTP Lahendong unit 5 dan 6 yang akan diresmikan Jokowi pagi ini? Berikut paparan dan gambarannya.
PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 dibangun oleh anak usaha PT Pertamina di
bidang panas bumi (geothermal), yakni PT Pertamina Geothermal Energy
(PGE). PLTP ini berkapasitas 2x20 Megawatt (MW).
PLTP ini dibangun dengan total investasi 282,07 juta dollar AS dengan
pendanaan Subsidiary Loan Agreement (SLA) dari Bank Dunia (World Bank)
melalui pemerintah Indonesia.
Selama pembangunan hingga beroperasi sekitar hampir setahun yang lalu, PLTP ini sudah menyerap sekitar 1.800 tenaga kerja.
Dengan beroperasinya PLTP unit 5 dan 6 ini, maka total kapasitas PLTP
Lahendong menjadi 120 MW, yang mana setara untuk memenuhi kebutuhan
listrik untuk sekitar 240.000 keluarga di Minahasa, Sulawesi Utara.
Listrik yang dihasilkan PLTP Lahendong unit 5 dan 6 disalurkan ke PT
PLN (Persero) sebagai pelanggan utama. Sementara di PLTP Lahendong unit 1
hingga unit 4, PGE hanya menyalurkan uap saja ke PLN. Pihak PLN yang
memiliki PLTP-nya, dan yang kemudian memproduksi listriknya.
PLTP Lahendong unit 5 dan 6 memiliki lima sumur geothermal yang
beroperasi. "Sebenarnya PLTP ini memiliki enam sumur, tetapi satu sumur
gagal saat upstream (menemukan sumber panas bumi)," kata Ali Mundakir,
Direktur Operasi PGE kepada wartawan di lokasi PLTP Lahendong unit 5 dan
6, Senin (26/12/2016).
Sumur-sumur geothermal tersebut menghasilkan 1.200 ton fluida per
jam, yakni campuran uap dan air panas. Sumur-sumur tersebut berkedalaman
2.000 meter-3.000 meter.
Uap dan air panas kemudian dipisahkan melalui separator, sehingga
hanya tinggal 300 ton uap panas saja. Uap panas ini kemudian disalurkan
melalui pipa, untuk menggerakkan turbin yang kemudian disalurkan ke
generator untuk menghasilkan listrik.
Sementara sisa air panas sebanyak sekitar 900 ton dikembalikan ke
dalam tanah, sebab nantinya air tersebut akan kembali menghasilkan uap
panas. Memasukkan air panas ini dengan cara injeksi di kedalaman tiga
kilometer.
Menurut Ali, air panas yang dikembalikan ke perut bumi harus memiliki
suhu 20 derajad celcius. Namun, air panas hasil pemisahan dari uap
panas masih bersuhu 40 derajad celcius. Oleh sebab itu, PGE membangun
fasilitas pendingin air, dengan pendinginan dari udara.
"Ini sebabnya PLTP
merupakan pembangkit energi yang bersih, hijau, terbarukan dan
berkelanjutan Emisi karbon yang bisa kami hemat mencapai 1.500 ton per
tahun dibandingkan pembangkit fosil," tambah Ali.
Sinergi BUMN
PLTP Lahendong merupakan bentuk sinergi BUMN, yakni Pertamina dan PLN dalam mendorong produksi energi bersih, energi hijau, atau disebut pula energi baru dan terbarukan (EBT).
PLTP Lahendong merupakan bentuk sinergi BUMN, yakni Pertamina dan PLN dalam mendorong produksi energi bersih, energi hijau, atau disebut pula energi baru dan terbarukan (EBT).
Pemerintah saat ini terus menggenjot alternatif energi dari
penggunaan energi batu bara. Hal itu sebagai konsekuensi untuk mereduksi
emisi gas rumah kaca (GRK), sesuai dengan ratifikasi perjanjian Paris
Agreement yang diteken oleh DPR pada Oktober 2016 lalu.
Dalam ratifikasi tersebut, Indonesia harus mematuhi Nationally
Determined Contribution (NDC) dengan target pemangkasan 29 persen emisi
GRK hingga 2030.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan sebelumnya berkesempatan meninjau proyek PLTP Lahendong pada 27 November 2016 lalu.
Jonan yang didampingi Gubernur Sulawesi Utara
Olly Dondokambey dan Direktur Utama PGE Irfan Zainuddin menyatakan
panas bumi harus bisa menarik investor serta berkontribusi bagi
perekonomian warga Sulawesi.(http://palembang.tribunnews.com)
Tidak ada komentar