Pasang Iklan Berbayar Disini

Pasang Iklan Berbayar Disini

Ratusan Pedagang Terancam Tidak Kebagian Kios di Pasar Inpres Muara Enim



Baturajaradio.com - Meski pembangunan Gedung Pasar Inpres Muara Enim telah selesai,  namun dipastikan para pedagang Pasar Inspres Muara Enim tidak bisa tertampung semua.

Pasalnya pembangunan kios baru hanya bisa menampung sekitar 700 pedagang, sedangkan jumlah pedagang pasar mencapai 902 pedagang, Senin (4/4/2022).

Kepala UPT Pasar Inpres Muara Enim Herman Jaya, bahwa pasca kebakaran beberapa tahun yang lalu pedagang di Pasar Inpres Muara Enim di tempatkan sementara di bangunan Eks SMEA Negeri agar masih bisa berdagang sembari pemerintah daerah mempersiapkan bangunan baru.

Namun dari jumlah pedagang yang terdata oleh UPT Pasar Muara Enim saat ini ada sekitar 902 pedagang yang memiliki SK berdagang.

Jumlah ini jelas lebih banyak dari kapasitas bangunan baru yang nanti akan digunakan pedagang sebanyak 700 kios.

Ini, artinya dari jumlah tersebut hanya 2/3 pedagang yang bakal tertampung.

Sebenarnya kalau untuk di bawah pasar inpres itu pihaknya masih menampung pedagang yang tidak ada lapak.

Mengingat untuk saat ini jumlah pedagang dipasar berjumlah 902 pedagang yang tercatat dari data penagihan karcis. 

“Kalau sudah selesai, bisa menampung sekitar 700 pedagang. Jika nantinya untuk pembagian lapak akan dilakukan undi nomor lapak untuk pedagang yang tercatat oleh pihaknya. Mungkin ada 200 pedagang tidak kebagian lapak,” ujar Herman Jaya.

Untuk itu, kata Herman, pihaknya akan mendata dan mencari solusi untuk pedagang yang lain dan akan dinilai mana yang pedagang aktif dan tidak aktif dalam berdagang.

Sementara itu, Nur (56) salah satu pedagang di Pasar Inpres mengaku kurang setuju dengan cara pengundian lapak.

Soalnya, bagai mana nasib mereka yang saat ini terus berdagang dan nanti malah kehilangan lapak.

Padahal dirinya bersama pedagang lainnya saat ini memiliki SK lapak dan terus membayar retribusi.

Sebab saat ini juga banyak pemilik lapak yang tidak menggunakan dan membiarkannya kosong.

Hal senada dikatakan Supiati (50) bahwa dirinya berdagang sudah puluhan tahun tidak mau kehilangan haknya.

Semestinya, pihak pasar bisa memilah-milah siapa-siapa saja pedagang yang memang aktif berdagang dan itu dijadikan prioritas. 

“Saya sudah puluhan tahun berdagang. Cara penempatan pengundian seperti itu sangat merugikan pedagang yang aktif berjualan di pasar Inpres,” pungkasnya.

(https://sumsel.tribunnews.com/2022/04/04/ratusan-pedagang-terancam-tidak-kebagian-kios-di-pasar-inpres-muara-enim?page=all)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.