Pasang Iklan Berbayar Disini

Pasang Iklan Berbayar Disini

Larangan Mudik Lokal di Sumsel Berlaku, Ahli Mikrobiologi Nilai Kurang Tepat, Ini Alasannya

Larangan Mudik Lokal di Sumsel Berlaku, Ahli Mikrobiologi Nilai Kurang Tepat, Ini Alasannya

baturajaradio.com - Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan resmi mengeluarkan larangan mudik lokal dalam provinsi Sumsel selama periode libur lebaran 6-17 Mei 2021.

Ahli Mikrobiologi Sumsel, Prof Dr Yuwono, menilai kebijakan larangan mudik lokal tidak tepat.


Ini karena di kasus Covid-19 di Sumsel hanya satu persen dari kasus nasional.


Berdasarkan data laporan harian Situasi Covid-19 dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel, kasus positif Covid-19 berjumlah 20.838, sedangkan jumlah kasus aktif sebanyak 1.452.


"Tidak tepat ada larangan itu untuk mudik antar kota/kabupaten dalam propinsi. Larangan mudik di Jawa sudah tepat karena kasus di Jawa adalah 65 persen kasus nasional," jelas Yuwono, Selasa (4/5/2021).


Terlebih lagi, ujar Yuwono, jumlah penduduk di Sumsel hanya 8,5 juta jiwa dan luas wilayah setara 71 persen Jawa yang menjadikan Sumsel tidak tergolong padat penduduk.


"Di Sumsel masyarakat bisa mendapatkan sinar matahari cukup. Tidak seperti di Jawa, terutama Jakarta yang cukup sulit menikmati udara segar," ujarnya.


Dia mengatakan, masih ada cara lain yang lebih tepat untuk meminimalisasi penularan Covid-19 selain melarang masyarakat pulang ke kampung halaman.


Misalnya saja, pemerintah sediakan fasilotas rapid antigen atau GeNose di pintu tol atau jalur keluar masuk perbatasan antar kabupaten/kota.


Tak hanya itu, capaian vaksinasi di angka 85,26 persen bagi Sumber Daya Manusia Kesehatan dan 31,28 persen bagi petugas pelayan publik juga cukup menggembirakan.


"Justru mudik di dalam Sumsel saja justru baik dan malah ini akan mengurangi kepadatan di dalam kota Palembang. Masyarakat sudah siap mudik gembira tapi dilarang," terangnya.


Dia menyebutkan, penanganan Covid-19 di Sumsel termasuk baik dengan indikator sampai hari peningkatan kasus positif yang cenderung rendah dibanding periode yang sama pada tahun lalu.


Selain itu, angka kematian juga rendah dengan persentase kematian 4,8 persen.


Persentase keterisian ruang perawatan pasien positif virus korona (BOR) juga masih 55 persen.


"Hanya saja, mesti waspada dan berhati-hati dengan pasien komorbid bukan larangan mudiknya. Petugas dinas Kesehatan atau puskesmas berikan obat jika ada warga yang isolasi mandiri agar penanganan optimal," kata Yuwono.



Sumber Artikel https://palembang.tribunnews.com/2021/05/04/larangan-mudik-lokal-di-sumsel-berlaku-ahli-mikrobiologi-nilai-kurang-tepat-ini-alasannya.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.