Saat kamu merasa berada di jurusan yang salah, coba cari tahu jurusan apa yang paling tepat untukmu. Setelah ketemu, pikirkan sekali lagi, mengapa jurusan itu kamu nilai tepat untukmu. Apakah dari awal memang kamu ingin di situ?  Apakah kamu yakin kamu bisa lebih berkembang seperti yang kamu mau bila pindah ke jurusan itu? Atau mungkin karena kamu melihat teman yang mengambil jurusan di situ terlihat lebih bahagia dan bakal lebih sukses darimu? Atau semata karena banyak teman-temanmu di jurusan itu dan kamu merasa pasti seru kalau kalian bisa kuliah sama-sama?

3. Meski tak selalu membuat hatimu senang, apakah di jurusan yang sekarang benar-benar tak ada hal baik yang bisa kamu dapatkan?


Baiklah, kamu sudah tiba di kesimpulan bahwa ini bukanlah jurusan yang tepat untukmu. Tapi sebelum mengambil tindakan, pikirkan dulu tentang jurusan yang kamu ambil sekarang. Di samping rasa “bukan-kamu-banget” itu, apa saja yang bisa kamu ambil dari jurusan itu? Benarkah kamu nggak mendapatkan apa pun yang berguna dari sana? Benarkah bahwa melanjutkan di sini hanya akan menyiksamu, tanpa memberikan hal positif apa pun? Yang artinya, bertahan di jurusan ini benar-benar sia-sia bagimu?

4. Terkadang rasa “salah” itu muncul karena realita yang tak sesuai dengan harapan. Tapi bukankah seringnya dunia memang demikian?


Perlu disadari, terkadang rasa “salah” itu muncul bukan karena pilihan yang benar-benar salah. Melainkan realita yang nggak sesuai dengan harapan. Bisa jadi, dulu kamu menginginkan jurusan ini karena kamu pikir akan seru kuliahnya. Lantas, ketika sudah masuk di dalamnya, kamu menemukan bahwa materi yang diajarkan sangat sulit, sehingga kamu harus belajar ekstra keras. Ketidaksesuaian ekspektasi dan realita ini yang membuatmu salah mengambil keputusan. Tapi jangan lupa juga, bahwa di dunia ini hal itu kerapkali terjadi. Apa yang muncul di pikiran berbeda dengan realita yang asli. Karenanya, kita harus beradaptasi.

5. Apa yang sudah kamu lakukan sampai sejauh ini? Benarkah semuanya akan lebih baik jika kamu berhenti?


Akhirnya kamu sudah di tahap paling sulit. Kamu sudah mempertimbangkan banyak hal, dan kamu tetap pada kesimpulan bahwa kamu salah jurusan. Kamu juga sudah menemukan jurusan apa yang sebenarnya lebih cocok untukmu. Nah, pertanyaan terakhir yang harus dijawab, adalah soal perhitungan untung dan rugi. Sudah sejauh mana kamu melangkah di jurusan ini? Apa dampaknya jika kamu berhenti dan mengejar jurusan lain yang lebih sesuai dengan passionmu? Akan sepadan ‘kah antara apa yang kamu lepaskan dan apa yang kamu dapatkan?

Perkara masa depan memang nggak bisa gegabah. Apalagi mengambil keputusan saat emosi sedang nggak stabil dan jiwa sedang marah. Nggak perlu terburu-buru, ambil waktumu untuk mempertimbangkan banyak hal dulu. Siapa tahu perasaan “salah” itu hanya sesaat dan terpicu sesuatu yang akan membaik lagi di lain waktu ‘kan?

(https://www.hipwee.com/motivasi/mahasiswa-salah-jurusan)