Harga Getah Karet tak Kunjung Naik, Warga di Muratara Beralih Profesi

baturajaradio.com -Mengingat harga karet tak kunjung naik, warga Desa Beringin Makmur (BM) II, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) manfaatkan bagian atap rumah jadi sarang burung walet.

Warga desa tersebut membuat sarang burung walet di atas atap rumah.

Ardiyansyah (38), Ketua RT 3, Kelurahan Bingin Teluk mengaku, bahwa sebagian warga di BM II menjadi petani sarang burung walet, sehingga bisa menjadi alternatif lain untuk tetap menyeimbangkan ekonomi.

"Kira-kira hampir 30 persen warga desa BM iI menjadi petani walet, namun yang menjadi petani sawit juga ada, sedangkan untuk penyadap getah karet sekarang ini sudah berkurang karena harganya yang anjlok," katanya.

Dirinya menjelaskan, beralihnya sebagian warga menjadi petani karet karena untuk mengatasi labilnya ekonomi keluarga yang memang selama ini mencari nafkah dengan cara menyadap karet.

"Beralihnya warga tersebut karena ingin mengatasi kebutuhan hidup, jika hanya mengandalkan getah karet saja maka tidak akan cukup, mengingat harga jualnya yang sangat murah," jelasnya.

Huzairin (68), salah satu warga desa BM II yang merupakan seorang petani walet mengungkapkan, dirinya mulai beralih menjadi petani walet sejak tahun 2012 hingga sekarang, karena ia menganggap walet lebih menjanjikan dari pada getah karet yang tidak kunjung naik harganya.

"Sejak 2012 saya membangun gedung walet, dan beralih menjadi petani walet, bagi saya ini menjanjikan. Karena inilah bentuk pertanian yang semakin lama semakin muda, karena populasi walet yang terus bertambah," ungkapnya.

Dirinya mengaku dalam sebulan bisa panen mencapai 2 sampai 3 kilogram, namun itu masih tergantung keadaan. 

"Kurang lebih kita bisa panen berkisar 3 sampai 3 kilogram dalam satu bulan, namun itu bisa bertambah dan berkurang, tergantung keadaan cuaca," akunya. (http://sumsel.tribunnews.com)