Pasang Iklan Berbayar Disini

Pasang Iklan Berbayar Disini

Indonesia, Malaysia dan Filipina Sepakati 15 Poin Kontra-terorisme

Baturaja Radio - Indonesia bersama Malaysia dan Filipina mengadakan pertemuan trilateral untuk meningkatkan kerja sama dalam menangani ancaman terorisme dan ekstrimisme. Pertemuan ini untuk menegaskan kembali komitmen untuk menangani tantangan dan ancaman transnasional yang berpotensi mengganggu stabilitas dan kesejahteraan negara-negara ini.

Pertemuan ini dihadiri oleh Menteri Luar (Menlu) Negeri Indonesia Retno Marsudi, Menlu Malaysia Dato' Sri Anifah Hj. Aman dan Sekretaris Luar Negeri Filipina Alan Peter S Cayetano. Pertemuan digelar di Manila, Filipina pada Rabu (22/6/2017).

"Para menteri mengemukakan keprihatinan atas insiden terorisme dan ekstremisme baru-baru ini di negara mereka, dan menegaskan kembali keinginan mereka untuk bekerja sama untuk bersama-sama mengembangkan dan menerapkan strategi dan strategi kontra-terorisme," tulis pernyataan bersama dalam pertemuan trilateral tersebut.

Para menteri juga menyambut baik pelaksanaan pertemuan tahun ini guna mengangani terorisme dan ekstremisme. Termasuk rapat Sub-Regional untuk Terorisme, Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN ke-11 tentang Kejahatan Transnasional, dan Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN khusus ke-2 Kebangkitan Radikalisasi dan Ekstremisme Kekerasan yang akan diadakan di Indonesia, Myanmar dan Filipina.

"Para Menteri menyetujui pandangan keberhasilan dalam menangani ancaman transnasional secara efektif hanya dapat dicapai melalui pengembangan strategi yang tepat, dan kerja sama dalam keamanan dan intelijen dalam skala regional," lanjutnya.

Dalam pertemuan ini, para menteri mendiskusikan dan menyetujui tugas dan rencana aksi yang diusulkan. Ada sebanyak 15 poin yang dibahas bersama dan akan dilaporkan pada pertemuan selanjutnya. Poin-poin yang disepakati yaitu:

A. Meningkatkan usaha dan kerja sama dalam menangani akar permasalahan dan kondisi ekstremisme namun tidak terbatas pada kemiskinan, narkotika atau obat-obatan terlarang, kejahatan dan ketidakadilan sosial;
B. Mempromosikan pembangunan sosial dan ekonomi terutama di wilayah yang berdampingan di ketiga negara;
C. Meningkatkan kecerdasan dan berbagi informasi di antara semua badan keamanan dan intelijen mengenai potensi, ancaman yang akan segera terjadi dan nyata;
D. Hentikan arus pendanaan teroris;
E. Mencegah penyebaran terorisme dan konten yang berhubungan dengan terorisme di dunia maya, khususnya di media sosial;
F. Mencegah dan menekan eksploitasi teroris terhadap teknologi informasi dan komunikasi dan penyebaran pesan teroris;
G. Mencegah dan menghentikan arus penyelundupan senjata terlarang serta pergerakan semua teroris;
H. Pertimbangkan penyediaan pelatihan militer dan penegakan hukum khusus;
I. Mendukung Kesepakatan Kerja Sama Trilateral dan upaya sub-regional lainnya untuk memerangi kejahatan transnasional;
J. Meninjau dan melaksanakan semua kesepakatan yang ada mengenai terorisme dan ekstremisme kekerasan;
K. Membuat perbandingan analisis silang undang-undang tiap negara tentang terorisme dengan maksud untuk meningkatkan undang-undang;
L. Melawan wacana ekstremisme melalui pendidikan, keterlibatan masyarakat termasuk keterlibatan pemimpin agama dan promosi toleransi, moderasi dan kesatuan dalam keragaman;
M. Mengeksplorasi inisiatif untuk memberikan dukungan bagi korban terorisme;
N. Mempromosikan program deradikalisasi, rehabilitasi dan reintegrasi sebagai bagian dari langkah komprehensif dalam melawan terorisme;
O. Melindungi kelompok rentan, terutama perempuan, anak-anak dan kaum muda, dari pengaruh terorisme;

Pertemuan ini juga turut dihadiri oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Panglima Angkatan Tentara Malaysia YM Jenderal Tan Sri Raja Mohamed Affandi bin Raja Mohamed Noor, Kepala Staf Pasukan Bersenjata Filipina Jenderal Eduardo M. Año AFP, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Inspektur Jenderal Polisi Malaysia YBhg. Tan Sri Dato 'Sri Khalid Abu Bakar, Kepala Polisi Nasional Filipina, Direktur Jenderal Polisi Ronald M. dela Rosa, Wakil Kepala Intelijen Republik Indonesia Mayor Jenderal Chandra W. Soekotjo, Direktur Jenderal Dewan Keamanan Nasional Malaysia YBhg. Tan Sri Dato 'Sri (Dr.) Zulkifeli bin Mohd Zin, Penasihat Keamanan Nasional Dewan Keamanan Nasional Filipina Jenderal Hermogenes C. Esperon, Jr. AFP (Purn.) dan Kepala Badan Terorisme Nasional (BNPT) Komjen Suhardi Alius.

Para menteri sepakat untuk menggelar pertemuan berikutnya di Indonesia pada Oktober 2017. Para Menteri Indonesia dan Malaysia mengucapkan terima kasih dan penghargaannya kepada Filipina atas keramahtamahan dan pengaturan yang sangat baik untuk pertemuan tersebut. (news.detik.com)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.