Pasang Iklan Berbayar Disini

Pasang Iklan Berbayar Disini

Presiden Jokowi Disarankan Juga Temui Kiai Sepuh

Baturaja Radio - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menemui sejumlah ulama setelah ramai kontroversi video pidato Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang disebut telah menistakan agama. Sejumlah ulama diundang ke Istana Negara sebelum dan sesudah terjadinya demo 4 November.

Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Yahya Cholil Staquf menyarankan agar Presiden Jokowi tak hanya menemui ulama-ulama yang saat ini memegang jabatan di organisasi Islam. Pria yang akrab disapa Gus Yahya itu juga menyarankan agar Presiden juga menemui ulama sepuh.

"Saya kira akan sangat bermanfaat apabila Presiden datang menemui kiai sepuh seperti Kiai Maimoen Zubair di kediaman beliau," kata Gus Yahya dalam perbincangan, Selasa (15/11/2016).

Selain kiai sepuh dan ulama pimpinan Ormas Islam di tingkat pusat, Gus Yahya juga menyarankan Presiden Jokowi menjalin komunikasi dengan tokoh-tokoh agama di daerah. Tujuannya agar umat Islam di akar rumput tidak mudah dipermainkan oleh informasi-informasia yang tidak benar.

"Tidak berarti harus (menemui) banyak orang dan tidak berarti hanya terhadap kalangan ulama saja. Yang penting ada strategi efektif untuk mengembangkan saluran komunikasi yang terpercaya sehingga tokoh-tokoh masyarakat tidak gampang dipermainkan dengan informasi-informasi yang tidak benar," kata Gus Yahya.

Kamis pekan lalu, perwakilan pimpinan pondok pesantren di Jawa Barat dan Banten bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan. Para pimpinan ponpes meminta Jokowi melakukan konsolidasi dengan para ulama dan habib.

"Kami mohon agar Bapak Presiden segera menindaklanjuti supaya konsolidasi pada para tokoh agama ini terus dilakukan terutama kepada para habib yang saya maksudkan tadi. Agar demo tersebut tidak terulang lagi. Apalagi ditunggangi oleh aktor politik tanda petik yang hanya akan merugikan bangsa kita," kata pimpinan Pondok Pesantren At Tarbiyah, Karawang, Ahmad Rukhiyat usai bertemu Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (10/11/2016). (Detik)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.