Longsor di Dua Tempat, Nurhamin Beserta Motor dan Sekarung Cabai Diduga Tertimbun Tanah
Baturaja Radio - Bencana tanah longsor di Kabupaten OKU Selatan kembali terjadi dalam
beberapa hari terakhir yang menyebabkan beberapa wilayah terisolir.
Sedikitnya empat titik lokasi longsor terjadi di wilayah OKU Selatan
dalam kurun waktu empat hari terakhir masing-masing di Kecamatan Sungai
Are, Pulauberingin dan dua titik lainnya di Kecamatan Muarasindang dan
Sindang Danau.
Bahkan satu titik longsor yang berlokasi di Kecamatan Sungai Are
diperkirakan menelan korban jiwa yang hingga saat ini belum bisa
dipastikan kebenarannya karena medan untuk menuju lokasi tidak bisa
menggunakan alat berat akibat terhalang material longsor.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Sripo Selasa (29/11) longsor
pertama kali terjadi pada Sabtu (26/11) lalu di Wilayah Kecamatan
Sungaiare yang diduga memakan korban jiwa atas nama Nurhamin (53) warga
Desa Pulau Kemuning, Dusun Sinarluas yang diduga tertimbun material
longsor bersama Sepeda motornya dan Satu karung cabai yang akan dijual
ke kalangan.
Hingga hari ini Selasa (29/11) masyarakat setempat masih berusaha mengevakuasi korban dengan peralatan seadanya.
Tim dari BPBD OKU Selatan yang mencoba untuk menuju lokasi dengan
membawa alat berat untuk membantu evakuasi tertahan oleh longsor kedua
yang terjadi di Pulauberinginulu.
Tim yang tidak bisa menuju lokasi longsor pertama terpaksa
membersihkan jalan terlebih dahulu. Namun karena material longsor yang
cukup banyak seperti kayu besar dan batu, tim kemudian terpaksa harus
kembali untuk membawa peralatan lainnya guna membersihkan material
longsor untuk menuju longsor pertama yang diduga menelan korban jiwa.
Berdasarkan keterangan Kepala BPBD OKU selatan Zulyaser, pihaknya
memang mendapat laporan adanya korban jiwa akibat bencana tanah longsor
di wilayah Pulauberingin. Namun hal itu belum bisa dipastikan karena
untuk menuju lokasi tim masih kesulitan mencapai lokasi longsor.
Akan tetapi kata dia, berdasarkan keterangan Camat Sungaiare, korban
di lokasi longsor pertama memang ada. Dan hingga saat ini masih dalam
pencarian.
Bahkan camat bersama 100 orang warganya sudah berupaya melakukan
pencarian dengan menggunakan peralatan manual hingga mesin penyedot air.
Namun pencarian selama dua hari dilakukan masih belum membuahkan hasil.
“Kita belum bisa menuju lokasi longsor karena terdapat
longsor juga yang tidak bisa dilewati sebelum dibersihkan terlebih
dahulu. Pak camat memastikan ada korban longsor karena keluarga korban
mengaku kehilangan kontak terhadap Nur Hamin sejak hari kejadian bencana
longsor,” katanya.
Alat berat kata dia, sudah dikirimkan ke lokasi untuk membersihkan material longsor berupa lumpur, batu dan kayu besar yang ada di Pulauberinginulu agar tim bisa menuju lokasi longsor dan berusaha menemukan jasad korban yang diduga tertimbun longsor tersebut.
“Kami belum bisa memastikan mengenai adanya korban itu karena tim kita belum tiba ke lokasi akibat tertahan material longsor. Namun berdasarkan informasi dari camat korban memang ada dan upaya evakuasi sudah dilakukan selama dua hari dengan mengerahkan ratyusan warganya namun masih nihil,” katanya.
Dua Kecamatan Terisolir
Selain bencana tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Sungaiare dan Pulauberinginulu tersebut, bencana tanah longsor juga terjadi di ruas jalan menuju dua kecamatan masing-masing Kecamatan Muarasindang dan Kecamatan Sindangdanau.
Akibat bencana tanah longsor tersebut, dua Kecamatan dengan puluhan ribu jiwa terisolir karena ruas jalan yang tertimbun ratusan kubik material longsor merupakan satu-satunya akses keluar dari dua kecamatan itu.
Informasinya, Longsor yang terjadi di ruas jalan menuju dua kecamatan tersebut terjadi pada Senin (28/11) sekitar pukul 17.00 sore yang diduga bersamaan dengan turunnya hujan deras yang terjadi diwilayah tersebut.
Tidak tanggung-tanggung longsor di ruas jalan tersebut terjadi di dua titik dengan jarak sekitar 400 meter. Ruas jalan yang tertimbun material longsor di daerah tersebut diperkirakan sepanjang 40-70 meter dengan tinggi material sekitar 3-7 meter yang bervariasi antara kayu, bambu dan batu.
Warga yang berusaha melakukan pembukaan jalan dengan menggunakan peralatan seadanya tidak berhasil karena material longsor bukan hanya tanah melainkan bermacam-macam sehingga warga hanya bisa pasrah dan menunggu bantuan alat berat dari pemerintah OKU Selatan.
"Tidak ada pilihan lain bagi warga dua kecamatan tersebut selain menunggu hingga akses jalan kembali terbuka karena ruas jalan yang tertimbun longsor hanya satu-satunya akses jalan menuju pusat kota.
Sedangkan disisi jalan selain tebing, merupakan jurang yang sangat dalam. Jadi tidak ada akses lain selain membuka jalan yang tertimbun longsor tersebut,” ungkap warga sekitar melalui pesan singkat.
Alat berat kata dia, sudah dikirimkan ke lokasi untuk membersihkan material longsor berupa lumpur, batu dan kayu besar yang ada di Pulauberinginulu agar tim bisa menuju lokasi longsor dan berusaha menemukan jasad korban yang diduga tertimbun longsor tersebut.
“Kami belum bisa memastikan mengenai adanya korban itu karena tim kita belum tiba ke lokasi akibat tertahan material longsor. Namun berdasarkan informasi dari camat korban memang ada dan upaya evakuasi sudah dilakukan selama dua hari dengan mengerahkan ratyusan warganya namun masih nihil,” katanya.
Dua Kecamatan Terisolir
Selain bencana tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Sungaiare dan Pulauberinginulu tersebut, bencana tanah longsor juga terjadi di ruas jalan menuju dua kecamatan masing-masing Kecamatan Muarasindang dan Kecamatan Sindangdanau.
Akibat bencana tanah longsor tersebut, dua Kecamatan dengan puluhan ribu jiwa terisolir karena ruas jalan yang tertimbun ratusan kubik material longsor merupakan satu-satunya akses keluar dari dua kecamatan itu.
Informasinya, Longsor yang terjadi di ruas jalan menuju dua kecamatan tersebut terjadi pada Senin (28/11) sekitar pukul 17.00 sore yang diduga bersamaan dengan turunnya hujan deras yang terjadi diwilayah tersebut.
Tidak tanggung-tanggung longsor di ruas jalan tersebut terjadi di dua titik dengan jarak sekitar 400 meter. Ruas jalan yang tertimbun material longsor di daerah tersebut diperkirakan sepanjang 40-70 meter dengan tinggi material sekitar 3-7 meter yang bervariasi antara kayu, bambu dan batu.
Warga yang berusaha melakukan pembukaan jalan dengan menggunakan peralatan seadanya tidak berhasil karena material longsor bukan hanya tanah melainkan bermacam-macam sehingga warga hanya bisa pasrah dan menunggu bantuan alat berat dari pemerintah OKU Selatan.
"Tidak ada pilihan lain bagi warga dua kecamatan tersebut selain menunggu hingga akses jalan kembali terbuka karena ruas jalan yang tertimbun longsor hanya satu-satunya akses jalan menuju pusat kota.
Sedangkan disisi jalan selain tebing, merupakan jurang yang sangat dalam. Jadi tidak ada akses lain selain membuka jalan yang tertimbun longsor tersebut,” ungkap warga sekitar melalui pesan singkat.
Kepala BPBD OKU Selatan Zulyaser ketika dikonfirmasi
membenarkan adanya informasi menganai lokasi longsor yang menyebabkan
dua kecamatan terisolir. Lokasi longsor kata dia, berdasarkan informasi
yang masuk berada di Desa Wates.
Bahkan menurut Yaser timbunan longsor di wilayah tersebt terletak di enam titik dengan volume longsor yang cukup besar, material longsor berupa batang pohon, tanah dan bebatuan.
“Jalan tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Dua kecamatan terisolir. Pemerintah akan berusaha sekuat tenaga untuk membuka jalan agar akses jalan bisa kembali dan bisa dilalui oleh kendaraan sehingga masyarakat bisa kembali beraktifitas seperti semula,” katanya. (tribunnews.com)
Bahkan menurut Yaser timbunan longsor di wilayah tersebt terletak di enam titik dengan volume longsor yang cukup besar, material longsor berupa batang pohon, tanah dan bebatuan.
“Jalan tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Dua kecamatan terisolir. Pemerintah akan berusaha sekuat tenaga untuk membuka jalan agar akses jalan bisa kembali dan bisa dilalui oleh kendaraan sehingga masyarakat bisa kembali beraktifitas seperti semula,” katanya. (tribunnews.com)
Tidak ada komentar