Kue Bluder Zaman Bingen, Bikin Semua Orang Jadi Kangen
Baturaja Radio - Kue Bluder zaman bingen yang dijual di “Tenda Kue Bu Nuraini “
disudut Taman Kota Baturaja sering bikin kangen. Bagi anda yang
berkunjung ke Kota Baturaja, jangan lupa mencoba kue yang keberadaannya
sudah cukup langka ini.
Kue yang populer di zaman bingen (Belanda-red) ini bisa dijumpai di
Tenda kuue milik Nuraini (60) di samping Kantor PT. Pos Indonesia
Baturaja yang menghadap ke Taman Kota Baturaja. Rasanya yang manis dan
gemuk memang enak menjadi teman minum kopi, atau teh. “Pokoknyo pas
dilidah kito,” terang salah seorang pelanggan yang mengaku sudah
bertahun-tahun menjadi pelanggan tetap kue bluder ini.
Menurut ibu rumah tangga yang tinggal di Kelurahan Kemalaraja,
Kecamatan Baturaja Timur ini, puteri bungsunya termasuk salah satu
penyuka kue bluder. Rasanya yang pas dilidah membuat banyak pembeli
ketagihan makan kue bluder.Satu buah roti bluder yang dibandrol Rp 5000
akan membuat perut kenyang serasa hampir setara makan sepiring nasi.
Pembeli lainnya, seorang dokter, mengaku senang belanja kuliner di
Tenda Kue Bu Nuarini karena kuenya selalu fresh dan sehat, serta
bahan-bahan yang digunakan murni . Untuk telur yang digunakan sebagai
bahan membuat kue hanya kuningnya saja, tidak pakai pemanis buatan dan
tidak pakai pengawet.
Menurut Nuraini, membuat kue Bluder sudah ditekuninya sejak puluhan
tahun silam, dimana resep kue bluder ini merupakan warisan dari
ibundanya bernama Maimuna yang dulunya juga bisnis kuliner khas
Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Kue Bluder sebenarnya mirip dengan kue bolu. Yang membedakannya
dengan bolu biasa untuk adonan bluder karena ditambahkan santan kelapa,
yang membuat bluder berbeda dari bolu biasa. Santan kelapa inilah yang
membuat bluder terasa lebih enak dilidah. Selain manis, ada rasa gemuk
dan familiar dilidah masyarakat OKU, khususnya pada orang tua.
Di “Tenda Kue Bu Nuraini” juga menjual aneka kue zaman bingen yang
memang cocok dilidah masyarakat OKU umumnya, seperti kue campit tepung
beras (makanan tradisional dari bahan pisang dan tepung beras dibungkus
daun pisang), kue campit ubi, kue loyang labu kuning , roti goreng,
getuk, dan gandus.
Ada sekitar 31 jenis kue yang dijual di tenda Kue Bu Nuraini yang
sudah memiliki pelanggan tetap dan setiap hari buka dari pukul 05.00
-14.00 Wib dan beromset per hari berkisar Rp 1 juta.
Untuk menjaga cita rasa kue, Nuraini mengaku menggunakan bahan pilihan. “Bahan yang kito
pakai semuanya pilihan yang aman bagi kesehatan dan selalu baru,”
terang ibu yang sudah sukses menyekolahkan anak-anaknya hingga ke
jenjang perguruan tinggi ini.
Menurut nenek 9 cucu ini, kini ilmu membuat kue khas OKU ini sudah mulai
diwariskan kepada anak dan menantunya. Wanita murah senyum ini mengaku
dihari tuanya dia tinggal menikmati hasilnya. Meskipun enam anaknya
sudah cukup mapan, namun ibu anak anak ini terus memotivasi putera
puterinya agar giat berusaha. Menurut Nuraini, bisnis kuliner yang
ditekuni keluarganya cukup berhasil membantu menopang ekonomi keluarga. (tribunnews.com)
Tidak ada komentar