Pasang Iklan Berbayar Disini

Pasang Iklan Berbayar Disini

Menteri Susi: Hampir Semua Koral di Lembata Hancur, Sedih Saya

Baturaja Radio - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku sedih melihat kondisi bawah laut di Lembata, Nusa Tenggara Timur. Dari hasil peninjauannya secara langsung, sebagian besar sudah rusak.

"Tadi saya nyelam, hampir semua hancur koralnya. Sedih saya. Dari ujung ke ujung hancur. Ikan-ikan kecil hanya berenang tanpa ada tempat berteduh," kata Susi saat menggelar dialog terbuka dengan masyarakat nelayan di Desa Babokerong, Kecamatan Nagawutung, Lembata, NTT, Sabtu (11/6/2016) dalam rangka safari bahari.

Dijelaskan Susi, saat menyelam ataupun snorkeling di Lembata, dirinya juga melihat ada banyak sekali duri babi. Ikan-ikan besar hampir tidak ada karena koral-koralnya rusak parah.

"Duri babi Itu adalah tanda-tanda masif ada, bahwa laut bapak ini pernah rusak atau dalam kondisi tidak baik, tidak sehat. Ikannya kecil-kecil. Ikan besar hampir tidak ada. Soft koral tidak ada, kalau koral-koral, itu sudah hancur berantakan. Sedih," ucapnya.

Susi menyebut, kerusakan seperti itu terjadi karena maraknya penangkapan ikan dengan cara-cara ilegal. Dia sangat menyayangkan kondisi bawah laut Lembata hancur, padahal kondisi alam di atasnya sangat cantik.

"Alamnya dan lautnya cantik, tapi isinya tidak ada di dalam. Saya pikir bom tidak seberapa, tapi lebih kepada portas (potassium sianida) kalau saya lihat, karena dia (koral) mati, tidak ada apa-apa," ucapnya.

Susi meminta Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur tak melakukan pembiaran. Langkah-langkah cepat harus diambil untuk merecovery kerusakan bawah laut Lembata. Susi juga mengkritisi soal rusaknya lahan bakau di wilayah ini.

"Harus dijaga lautnya. Nelayan juga angan mau ambil ikan cepat dibom, cari ikan diportas, ya habis lautnya. Jangan. Bakau juga tidak boleh ditebang, nanti malaria banyak," imbuh Susi.

Ditambahkan Susi, dirinya juga tegas mengingatkan agar para nelayan tidak membuang sampah plastik ke dalam laut. Hal itu akan berdampak besar pada rusaknya biota laut.

"Tidak sampah plastik dibuang ke laut. Indonesia ini menjadi salah satu penyumbang sampah plastik terbesar di dunia. Dalam setahun 260 juta ton sampah plastik Indonesia dibuang ke laut. Nomor satu Cina, nomor dua kita," ucap Susi.

"Plastik membahayakan koral-koral bapak. Kalau lihat plastik tolong ambil, bawa, kumpulkan dan bakar di tempat yang jauh di perkampungan. Karena plastik yang dibakar juga racun. Kalau perlu jangan pakai plastik," sambungnya menyarankan.(Detik.com)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.