Pasang Iklan Berbayar Disini

Pasang Iklan Berbayar Disini

8 Nasihat Penting Bagi Remaja Anda

Baturaja Radio - Ingin memberikan nasihat pada anak remaja Anda? Tapi apa sebenarnya yang mereka butuh dengarkan dari Anda? Apakah ada cara yang lebih baik selain memekikkan kemarahan pada mereka?

Berikut beberapa hal yang perlu disampaikan pada anak-anak remaja Anda:

1. Berhenti dan Berpikir

Remaja adalah pemberani hadapi risiko. Itu sebenarnya bagus. Mereka tidak bisa tumbuh tanpa mencoba hal baru serta mengambil beberapa risiko. Namun mereka juga kerap bertindak atas dorongan keinginan. Jika dikombinasi dengan keberanian mengambil risiko, ini dapat menimbulkan masalah. “Sesekali mintalah anak remaja untuk berhenti dan berpikir, “ ungkap Melisa Holmes, MD, salah satu pendiri Girlology and Guyology , program pendidikan tentang kesehatan remaja dan dewasa.

Mengapa demikian? Dibutuhkan kesadaran penuh bagi remaja untuk belajar mengontrol otak mereka. Salah satu tempat terbaik belajar kesabaran adalah media sosial. Jika anak hendak mem-posting foto tertentu untuk membuat kesal orang lain atau melempar makian di sebuah chat room , mintalah mereka bertanya pada diri sendiri, “Apakah saya perlu melakukannya? Apa risikonya? Apakah ini layak dilakukan? ”.

2. Dengarkan Naluri

Mengapa perlu memberitahu remaja soal naluri? Mengikuti naluri, sama halnya dengan senantiasa memiliki guru, orangtua, pelatih, maupun tokoh sejati di dalam diri. Ini dapat membantu anak menghadapi situasi sulit maupun wilayah baru.

Biarkan anak tahu jika orangtuanya memiliki cukup kepercayaan untuk berpikir sendiri dan membuat pilihan yang solid. Katakan kepada mereka untuk berlatih mendengarkan "suara hati" mereka dan ia akan membimbing hidupnya lebih baik.

3. Periksa Ulang Fakta "Apakah Ini Sudah Biasa?"

Kadangkala remaja suka menjajal sesuatu dan tak merasa melanggar apapun karena menganggap “ini sudah biasa” dan semua orang melakukannya. Hanya karena teman sekolahnya minum alkohol atau merokok, lantas dirinya menganggap itu tidak merugikan. Bisa jadi ini merupakan mekanisme untuk meringankan peer pressure (tekanan sebaya) agar ia diterima kelompok sebayanya.

4. Katakan pada Anak Kapan Boleh Berhubungan Seks

Mungkin terdengar aneh dan Anda tetap merasa tak perlu mengatakannya. Namun para ahli mengatakan, putuskan secara tegas pada anak mengenai hal itu (waktu yang tepat).

“Remaja tak cukup cerdas berpikir ketika dihadapkan pada sebuah situasi. Oleh karena itu orangtua wajib memberikan beberapa aturan mengenai obat-obatan, alkohol, seks, atau tantangan lainnya," ujar Holmers.

Jika Anda termasuk orangtua yang cukup moderat dengan gaya hidup remaja, Anda dapat mengajarkan alat kontrasepsi atau sebatas apa aktivitas seksual boleh dilakukan oleh anak-anak seusia mereka. Namun jika Anda termasuk orangtua yang kolot, katakan pada anak agar tak melakukan aktivitas seksual sampai dirinya menjalin hubungan sah dengan lawan jenis.

Jangan lupa, kombinasikan dengan informasi mengenai alat kontrasepsi, penyakit menular seksual, dan proses kehamilan sebagai pendidikan seks yang menyeluruh bagi anak.

5. Berlatihlah Katakan "Tidak"

Bahkan orang dewasa pun mengalami kesulitan mengatakan "tidak". Berlatih mengatakan “tidak” dapat memangkas stres dan kekecewaan pada seseorang. “Katakan pada anak, kata-kata itu akan membuatnya lebih berkuasa dan memiliki solusi di situasi yang sulit sekalipun,” ungkap Carl Pickhardt,Ph.D, psikolog asal Austin, Texas juga penulis buku Surviving Your Child's Adolescence .

6. Minum Alkohol Dapat Merusak Otak

Jelaskan mengapa banyak peraturan menyatakan jika seseorang tidak boleh mengonsumsi alkohol sebelum berusia 21 tahun. Katakan, jika konsumsi alkohol terlalu dini akan merusak otak dalam jangka panjang.

7. Temukan Gairahmu

Desaklah anak untuk menemukan bakat dan minatnya. Minat bisa dijadikan anak sebagai "pelampiasan" saat dihadapkan terus pada aturan.

“Anak dapat belajar jika dirinya bisa mendapatkan kebahagiaan dengan pengakuan dan pujian. Apalagi jika mereka mampu menjadi kreatif dan melampaui batas-batas yang dapat dilakukan orang lain dalam berkarya,” ungkap Pickhardt.

8. Belajarlah dari Kesalahan!

Remaja perlu diyakinkan, jika setiap orang dapat membuat kesalahan dan mereka dapat menarik pelajaran atas kesalahan tersebut. Misalnya, seorang remaja yang menyesal karena telah melakukan hubungan seks. Mereka mungkin berpikir, “Sudah terlambat untuk berubah!”.

Anak Anda dapat belajar dari pengalaman di atas agar ia tidak jatuh dalam "dosa" yang sama. Hal itu akan membuat mereka lebih bijaksana dan panjang akal.
Sumber : www.tabloidnova.com

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.