Pasang Iklan Berbayar Disini

Pasang Iklan Berbayar Disini

34,6 Juta Pasangan Disebut Bukan Kumpul Kebo Tapi Living Together, Problemnya UMR?

 

34,6 Juta Pasangan Disebut Bukan Kumpul Kebo Tapi Living Together, Problemnya UMR?


Baturaja Radio.com - 34,6 juta pasangan disebut bukan kumpul kebo tapi living together, problemnya disebut malah soal UMR?

Pemerintah itu bagaimana sih, bukan kumpul kebo tapi namanya living together,” kata konten kreator Rani dengan nada sarkasme di akunnya @raniiatrim terpantau Jumat, 11 Juli 2025.

Menurutnya, hal ini terjadi gara-gara pemerintah? dimana 34,6 juta pasangan ternyata kedapatan living together.

Coba kalau UMR (upah minimum regional) di Indonesia ini tinggi Pak gitu, minimal Rp10 juta lah,” harap Rani.

Jadi para pemuda yang pacaran ini pada punya modal, karena kebanyakan yang living together ini  daripada ngekost di 2 tempat itu ‘kan pemborosan namanya.

“Mana gaji cuma Rp2 juta, yang satu ngekos daripada ngekos jadi satu kontrakan aja gitu ‘kan jadi lebih hemat,” dalihnya.

Apalagi pemuda zaman sekarang sudah tahu ekonomi sulit bukannya berpikir bagaimana caranya untuk sukses atau apa, nggak! 

Mereka memilih pacaran terus living together Pak gitu, jadi biar bisa mengenal lebih dulu sebelum nikah, biar tahu karakter masing-masing makanya mereka ini living together Pak ya, jadi bukan kumpul kebo”, tegas Rani lagi.

Nah, rata-rata nih nanti setelah living together, lanjut Rani, ujung-ujungnya mereka tetap nikah, walaupun karena terpaksa

Yang niatnya living together  ini supaya biar saling tahu karakter masing-masing gitu ya, mumpung belum nikah, jadi kalau ada ketidakcocokkan bisa tidak lanjut ke pernikahan”, paparnya.

Tapi mereka sebenarnya akan tetap lanjut ke pernikahan, “walau sudah tahu karakternya bertolak belakang, sudah tahu mereka tetap lanjut nikah karena sudah terlanjur living together”, sebut Rani.

“Akhirnya mereka ya sudah nikah, cuma sebentar, paling 1 tahun 2 tahun sudah itu cerai,” katanya prihatin. 

Habis itu mereka bikin konten di sosmed marrieg is scary, nakut-akutin orang yang belum nikah, gitu Pak bukan kumpul kebo tapi living together,” tegas Rani. 

Sementara di kolom komentar konten Rani, ramai warganet memberikan tangapannya:

“Tapi living together malah gak hamidun gak kayak yang iseng iseng nyoba,” komentar akun @Anang Cahyo.

“Kan pro,” jawab @Gaia_dw.

Cerdass gigimu, banyak selebgram yg mampu beli barang branded tapi kumpul kebo, kakak divt ini lagi sarkas bukan membela org kumpul kebo,” ucap @KembaranNicoRobin.

“Apa beda ya, nikah cuma satu kali keluar biaya, kumpul kebo juga sama saling nafkahin satu sama lain, kalo pada masing-masing buat apa coba kumpul kebo,” kata @manusia dewa.

“Gila sih kalo mikir gaji di Indo masih ada yg 2 juta,” kata @Taraaaa_.

Kak kirain mau ngebelain, ternyata ngejulid juga, mau ku tag temen aku klo ada yg pro wkwk,” ucap @dyahayyyuw.

“Sekalian ngetes netijen wkwkwk,” jawab @raniatm.

Kemendukbangga/BKKBN sebelumnya merespons data Kementerian Agama, ada 34,6 juta pasangan di Indonesia yang memutuskan tinggal bersama.

Mereka tidak memiliki buku nikah atau kohabitasi

Bonivasius Prasetya Ichtiarto, Deputi Bidang Pengendalian Kependudukan Kemendukbangga/BKKBN menyampaikan pentingnya masyarakat melihat penyebabnya. 

Fenomena ini, katanya, memang ada.

“Lumayan banyak, datanya saya tidak pegang, tapi secara umum alasan pertama yakni biasanya mereka sebenarnya sudah menikah, tetapi menikah secara agama,” jelasnya.

Mereka tidak melaporkan kepada Kantor Urusan Agama (KUA), sehingga mereka tidak punya akte pernikahan.

Nah, anggapan masyarakat tentang kohabitasi atau kumpul kebo, lajut Bonivasius, juga perlu dimaknai ulang, dengan memperhatikan penyebab mengapa pasangan akhirnya memilih untuk melakukan itu?

https://sumeks.disway.id/read/757551/346-juta-pasangan-disebut-bukan-kumpul-kebo-tapi-living-together-problemnya-umr

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.