Pasang Iklan Berbayar Disini

Pasang Iklan Berbayar Disini

Pemprov Sumsel Siapkan 6 Ribu Vaksin Cegah Kematian Kerbau di OKI

 


Baturaja Radio.com - Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) telah melakukan vaksinasi terhadap ribuan kerbau di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Pemberian vaksin karena ratusan kerbau mati mendadak, diduga penyakit ngorok atau menunjukkan gejala penyakit Septicaemia Epizootica (SE).

"Kita siapkan 6 ribu vaksin untuk 6 ribu ekor kerbau yang ada di wilayah OKI agar penyakit hewan ternak ini tidak menyebar ke yang lainnya. Saat ini realisasinya sudah 80%-90% yang divaksin," ujar Kepala DKPP Sumsel, Ruzuan Effendi saat dikonfirmasi, Rabu (17/4/2024).

Dari realisasi itu, jumlah kerbau yang sudah divaksin agar punya kekebalan terhadap penyakit berkisar 5 ribuan ekor. Vaksin diberikan pada hewan yang berada di sekitar lokasi penyakit itu menyebar.

"Hewan yang divaksin hanya di sekitar OKI. Vaksinasi dilakukan sejak awal April kemarin," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 431 kerbau mati di wilayah OKI. Hasil pengujian sampel di laboratorium di Balai Veteriner Lampung menunjukkan gejala penyakit SE.

"Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan klinis saat pengujian laboratorium di Balai Veteriner Lampung menunjukkan gejala penyakit Septiceimia epizootica (SE). Negatif keracunan," ujar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan OKI, Dedy Kurniawan dalam keterangan diterima Rabu (14/4/2024).

Ratusan kerbau yang mati mendadak itu merupakan temuan dan laporan yang diterima pihaknya hingga Sabtu (13/4) lalu. Upaya mitigasi telah dilakukan pihaknya terkait kematian mendadak kerbau di beberapa kecamatan di OKI.

"Upaya penguburan bangkai kerbau, disinfeksi massal pada kandang kerbau, pengobatan serentak, vaksinasi dan upaya surveilans sudah dilakukan," katanya.

Menurutnya, vaksinasi yang telah dilakukan tak menjamin kerbau bisa bertahan. Sebab kerbau-kerbau itu sudah terjangkit kuman SE. Terlebih, tak ada gejala sakit dan kerbau terlihat sehat.

"Kekebalan tubuh kerbau belum terbentuk sempurna karena baru vaksin pertama. Faktor lainnya karena pemindahan dan lalu lintas dari zona tertular ke zona steril cukup intens, kemudian faktor adanya investasi parasit darah," ungkapnya.

Selain itu, cepatnya penularan akibat lambatnya laporan adanya bangkai kerbau dan penanganan jadi salah satu penyakit itu tersebar luas. Juga akibat pemotongan ternak sakit di sekitar lokasi kandang dan pemindahan ternak dari daerah tertular ke daerah steril.

"Upaya mitigasi sudah kita lalukan, di antaranya memaksimalkan kebersihan kandang, menjaga pakan, pemberian multivitamin dan lainnya untuk meningkatkan daya tahan tubuh ternak," katanya.

Dedy mengimbau peternak untuk melakukan vaksinasi. Vaksinasi itu disebutnya tak memiliki efek samping.


https://www.detik.com/sumbagsel/berita/d-7296708/pemprov-sumsel-siapkan-6-ribu-vaksin-cegah-kematian-kerbau-di-oki

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.