Pasang Iklan Berbayar Disini

Pasang Iklan Berbayar Disini

Desa Bandar Mencekam, DBD Hantui Warga, Serang Anak dan Cucu Kades

 

Baturajaradio.com
- Warga  Desa Bandar, Kecamatan Sosoh Buay Rayap tengah dihantui penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Hal itu, pasca meninggalnya  anak perempuan  berusia 10 tahun berinisial DS pekan lalu.

DS diduga merupakan anak kades Bandar, Kecamatan Sosoh Buay Rayap, Yuzairin. Almarhumah, DS meninggal dunia setelah menjalani perawatan selama  dua hari di salah satu rumah sakit di Baturaja.

Tak cukup sampai di situ, DBD menyerang cucu Kades Bandar yang berusia 3,5 tahun. Saat ini, pasien sedang menjalani perawatan untuk penyakit yang sama. Hal ini diketahui dari hasil pemeriksaan laboratorium rumah sakit.


Dikonfirmasi, Kades Bandar, Yuzairin membenarkan jika kasus DBD di desanya sudah memakan korban, yaitu  anak gadisnya DS, pekan lalu.

Tak hanya itu saja, masih kata Yuzairin, sejumlah anak –anak, remaja dan orang tua di Desa Bandar, juga tengah banyak yang sakit dengan gejala panas tinggi disertai demam.


Dengan kondisi saat ini. Ia mengaku trauma dan bingung harus bagaimana. Di sisi lain dirinya tengah ada musibah, tapi  di sisi lain warga juga harus diurusi yang sama-sama musibahnya karena DBD.

“ Ini saya aja sedang menunggu cucung di rawat di RS,” kata Yuzairin kepada jurnalis okusatu.id.

Terkait persoalan BDB di Desa Bandar, ia meminta kepada Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Kecamatan agar cepat tanggap mengambil langkah agar kasus DBD bisa ditanggulangi, sehingga tidak ada lagi korban DBD selanjutnya.

“Memang tempo hari ada pengasapan atau fogging, tapi itu belum merata, alasan mesin  rusak. Begitu juga dengan pembagian abate, hanya 2-3 rumah warga yang diberikan, sedangkan warga lain tidak, apakah begini memang pelayanannya,” sesal Yuzairin.


Selain itu, pada beberapa waktu lalu, Yuzairin sempat meminta bantuan abate dan kelambu ke Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk dibagikan kepada warga desanya, tapi sampai detik ini belum ada kabarnya.

“Jujur saya sangat kecewa dengan Dinkes OKU dan  Puskesmas Penyandingan,  anak gadis saya meninggal karena DBD, apakah mereka tahu yang kami rasakan saat ini. Tolong perhatikan kami, perhatikan kesehatan kami dan warga kami,” ucapnya.

Sepeninggal anak gadisnya, lanjut  Yuzairin mengaku hampir setiap hari 1-3 warganya harus dilarikan ke rumah sakit karena sakit.

“Sakitnya  berupa demam  menggigil dan panas  tinggi,”sebutnya.

Kepala Puskesmas Penyandingan, Edwin SKM, MM belum bisa dikonfirmasi. Berkali-kali jurnalis mencoba menghubungi  tetap tidak direspon.

(https://okusatu.id/desa-bandar-mencekam-dbd-hantui-warga-serang-anak-dan-cucu-kades/)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.