Pasang Iklan Berbayar Disini

Pasang Iklan Berbayar Disini

Kala Anwar Ibrahim Akhirnya Berjodoh dengan Jabatan PM Malaysia



Baturajaradio.com ,Kuala Lumpur -- Anwar Ibrahim resmi dilantik menjadi Perdana Menteri (PM) Malaysia. Pelantikan itu membuat Anwar Ibrahim akhirnya berjodoh dengan jabatan PM Malaysia yang dikejarnya selama 2 dekade.

Anwar Ibrahim merupakan pemain lama dalam politik Malaysia. Dilansir AFP dan Malay Mail, Kamis (24/11/2022), karier politik Anwar (75) membentang selama empat dekade terakhir di Malaysia.

Ketua Partai Keadilan Rakyat (PKR) ini bahkan dijuluki pemimpin oposisi abadi karena cukup lama memimpin oposisi pemerintahan. Karier politik Anwar dimulai pada tahun 1982 silam.

Saat itu, dirinya masih berstatus pemimpin pemuda Muslim. Dia bergabung dengan Partai Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO) -- partai politik besar yang berkuasa selama lebih dari 60 tahun di Malaysia.

Sosoknya melejit dan karier politiknya meroket saat dia terpilih menjabat sebagai Menteri Keuangan dan kemudian Wakil PM pada awal tahun 1990-an di bawah pemerintahan Mahathir Mohamad. Saat itu, sosok Anwar menjadi penyeimbang muda untuk veteran politik seperti Mahathir

Berseteru dengan Mahathir

Anwar dan Mahathir dianggap sebagai duo paling dinamis dalam perpolitikan Malaysia pada saat itu. Namun tak diduga, hubungan keduanya memburuk.

Ketegangan memuncak saat krisis keuangan menyelimuti Asia tahun 1997-1998. Saat itu, Mahathir dan Anwar dilanda perselisihan sengit soal cara menangani krisis.

Anwar Didakwa Kasus Korupsi dan Sodomi

Sejumlah pengamat menyebut Anwar terlalu tidak sabar untuk menjadi PM, bahkan meremehkan Mahathir sebagai pelindungnya. Mahathir kemudian memecat Anwar.

Anwar juga diusir keluar dari keanggotaan UMNO dan didakwa atas korupsi serta sodomi. Dia dijatuhi hukuman enam tahun penjara atas dakwaan korupsi tahun 1999 silam.

Setahun kemudian, dia juga menerima hukuman tambahan sembilan tahun penjara untuk dakwaan sodomi yang menjeratnya. Kedua hukuman itu dijalani Anwar secara berturut-turut.

Saat Anwar mengklaim dirinya mengalami persekusi politik, unjuk rasa pecah di jalanan Malaysia dan berkembang menjadi gerakan menyerukan reformasi demokrasi. Foto Anwar dengan mata menghitam, yang dipicu oleh Kepala Kepolisian Malaysia saat itu, dipublikasikan oleh surat-surat kabar di seluruh dunia.

Sosok Anwar pun berubah menjadi simbol perjuangan yang mengadopsi seruan 'Reformasi!' di Malaysia. Pertikaian Anwar dan Mahathir mendominasi dan membentuk politik Malaysia selama empat dekade terakhir.

Pada 2004, Mahkamah Agung Malaysia membatalkan hukuman yang dijatuhkan terhadap Anwar untuk kasus sodomi dan membebaskannya dari penjara.

Saat berkunjung ke Indonesia, Anwar Ibrahim sempat berkisah tentang masa jaya dan terpuruknya saat menjadi pejabat Malaysia. Dia menceritakan kisah kehidupannya saat di istana sampai ke penjara.

"Saya pernah diletakkan sebagai Pemangku Perdana Menteri, yang tertinggi di negara dengan bintang gemerlapan terselip di dada," kata Anwar dalam pidato kebudayaan di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/01/2012).

Anwar mengatakan saat itu tidak ada makanan yang tidak enak yang dia makan karena tinggal di istana. Soal pemberian nama makan kala di istana lebih akrab ditelinganya 'santapan' daripada 'makanan'.

Namun, semua itu berubah saat dia dijebloskan ke penjara. Badannya tak lagi bugar, serta makanan yang dia makan pun dicampakkan pakai plastik, seperti binatang.

"Dari bintang gemerlap, ditelanjang bulat," ucap Anwar.

Anwar kembali memimpin koalisi oposisi dalam pemilu Malaysia tahun 2013. Koalisi pimpinannya meraup 50,87 persen suara populer, tapi gagal mendapatkan jumlah kursi mayoritas di parlemen. Anwar pun gagal menjadi PM Malaysia.

Dia kembali dijebloskan ke penjara atas tuduhan sodomi untuk kedua kalinya pada tahun 2015. Dia dijatuhi hukuman 5 tahun penjara. Selama dipenjara, Anwar bersikeras menyatakan dirinya tidak bersalah.

Anwar akhirnya menerima pengampunan penuh dari Raja Malaysia setelah menjalani masa hukuman selama 3 tahun. Dia kembali ke parlemen beberapa bulan kemudian setelah memenangkan kursi parlemen dalam pemilu sela.

Koalisi dengan Mahathir

Anwar Ibrahim membuat kejutan dengan koalisi bersama Mahathir pada pemilu 2018. Koalisi keduanya, yang disebut Pakatan Harapan, berhasil menumbangkan koalisi Barisan Nasional dan Najib Razak dari kursi PM Malaysia di tengah skandal korupsi 1MDB yang menjerat Najib.

Mahathir pun menjadi PM Malaysia usai koalisinya dengan Anwar memenangkan pemilu. Saat itu, ada kesepakatan Mahathir menyerahkan kursi PM kepada Anwar setelah beberapa waktu.

Namun, kesepakatan itu tidak pernah terwujud dan koalisi keduanya hancur setelah 22 bulan. Anwar lagi-lagi gagal menjadi PM Malaysia.

Akhirnya Berjodoh dengan Jabatan PM Malaysia

Anwar Ibrahim yang selama ini dikenal sebagai pemimpin oposisi di Malaysia itu ditunjuk oleh Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah sebagai PM Malaysia ke-10. Raja Malaysia itu menunjuk Anwar Ibrahim sebagai PM setelah Pemilu yang digelar 19 November 2022 berakhir gantung alias tak ada partai yang mendapat suara mayoritas.

Pasal 40 ayat 2(a) dan Pasal 43 ayat 2 (a) pada Konstitusi Federal Malaysia memang mengatur wewenang Raja Malaysia untuk menunjuk Perdana Menteri yang diyakini memiliki dukungan mayoritas dalam parlemen atau Dewan Rakyat.

Sebagai informasi, tak ada partai atau koalisi partai yang meraih dukungan mayoritas atau minimal 112 kursi dari total 222 kursi di Parlemen Malaysia. Koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin Anwar Ibrahim meraih 82 suara pada Pemilu 2022.

Selanjutnya, koalisi Perikatan Nasional yang dipimpin mantan PM Malaysia Muhyiddin Yassin meraih 73 kursi. Berikutnya, Barisan Nasional yang dipimpin UMNO meraih 30 kursi, Gabungan Partai Sarawak (GPS) meraup 22 kursi, Gabungan Rakyat Sabah (GRS) meraup enam kursi, Partai Warisan meraup tiga kursi dan masing-masing satu kursi untuk Partai Kesejahteraan Demokratik Malaysia dan Partai Bangsa Malaysia.

Atas hasil tersebut, Sultan Abdullah telah memanggil Anwar Ibrahim dan Muhyiddin pada Selasa (22/11/2022). Usai pertemuan itu, Raja Malaysia tak langsung mengumumkan siapa yang ditunjuknya menjadi PM Malaysia.

Raja Tunjuk dan Lantik Anwar Ibrahim Jadi PM Malaysia

Setelah proses saling klaim dukungan mayoritas antara Anwar dan Muhyiddin, Sultan Abdullah akhirnya menunjuk Anwar Ibrahim sebagai PM Malaysia. Penunjukan ini dilakukan usai Sultan Abdullah menggelar sidang dengan para raja dari sembilan negara bagian Malaysia.

"Setelah mempertimbangkan pandangan-pandangan Yang Mulia Penguasai Melayu, Yang Mulia telah memberikan persetujuan untuk menunjuk Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri ke-10 Malaysia," demikian pernyataan Istana Negara seperti dilansir The Star dan Malay Mail, Kamis (24/11/2022).

Anwar Ibrahim pun langsung dilantik hari ini. Dia menjadi PM Malaysia menggantikan Ismail Sabri Yaakob. Pelantikan Anwar Ibrahim sebagai PM Malaysia ini digelar di Istana Negara. Anwar Ibrahim membacakan sumpah jabatan sebagai PM Malaysia di hadapan Sultan Abdullah.

"Saya, Anwar Ibrahim setelah ditunjuk untuk memegang jabatan Perdana Menteri, bersumpah dengan sungguh-sungguh bahwa saya akan dengan jujur menjalankan tugas jabatan saya dengan segala upaya saya dan bahwa saya akan mengabdikan kesetiaan saya yang sejati kepada Malaysia," ucapnya.

Janji Anwar Ibrahim

Anwar Ibrahim memberikan pernyataan pertamanya setelah resmi dilantik menjadi PM Malaysia. Anwar menegaskan dirinya akan menjalankan amanah yang diberikan kepadanya sebagai PM dengan kerendahan hati dan penuh tanggung jawab.


"Amanah akan dipikul dengan penuh kerendahan hati dan tanggung jawab," ucap Anwar dalam pernyataan via akun Twitter resminya, seperti dikutip pada Kamis (24/11).

"Tugas berat ini akan saya jalankan sesuai kehendak dan hati nurani rakyat bersama tim," imbuhnya, sembari menyertakan tagar berbunyi #DemiPertiwi.

Sumber Artikel::  https://news.detik.com/internasional/d-6425187/kala-anwar-ibrahim-akhirnya-berjodoh-dengan-jabatan-pm-malaysia.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.