Pasang Iklan Berbayar Disini

Pasang Iklan Berbayar Disini

Titik Panas Mulai Terdeteksi di Sumatra

baturajaradio.com -  Titik panas mulai terdeteksi di wilayah Pulau Sumatra sejak akhir pekan kemarin. Bahkan, kebakaran lahan sudah terjadi di Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam, Syafrizal, mengatakan, kebakaran lahan terjadi karena dampak musim kemarau.

Ia mengatakan, kebakaran lahan terjadi di Alahan Jambu, Jorong Tapian Kandih, Nagari Persiapan Salareh Aia Barat, Kecamatan Palembayan. "Kita mendapatkan informasi ini sekitar pukul 13.46 WIB, kemudian langsung bergerak ke lokasi melakukan upaya pemadaman,” kata Syafrizal, Ahad (21/2).

Syafrizal menambahkan, kebakaran dimulai sejak pukul 11.00 WIB tadi. Penyebabnya karena panas terik matahari disertai angin kencang. Lahan yang terkabar merupakan perkebunan kelapa sawit. Informasi terakhir, lahan yang terbakar seluas satu hektare. Saat ini, BPBD Agam sudah berada di lokasi untuk upaya pemadaman. BPBD dibantu Damkar Agam, Damkar Padang Pariaman, pemerintahan nagari, dan masyarakat.

Syafrizal mengimbau warga agar selalu waspada di tengah cuaca kemarau. Sebab, cuaca saat ini rentan kebakaran bila terpicu percikan api. Sebelumnya beberapa hari lalu di Agam juga sudah pernah terjadi kebakaran lahan, yakni di Durian Kapeh, Kecamatan Tanjung Raya.


"Kita imbau masyarakat apabila membuka lahan agar menghindari pola pembakaran, karena dikhawatirkan bisa menjadi pemicu kebakaran lahan yang lebih besar," ujar Syafrizal.

photo
Personel Manggala Agni Daerah Operasi Sulawesi Tenggara berusaha memadamkan api yang membakar lahan di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, Senin (1/2/2021). - (Humas Manggala Agni/ANTARA FOTO)

Terpisah, di Provinsi Riau, terdeteksi 143 titik api pada Sabtu (20/2). Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi mengatakan, titik api tersebut berdasarkan pantauan satelit. Dari hasil verifikasi di lapangan, Polda Riau menemukan 143 titik api atau kebakaran yang berasal dari 147 titik panas dengan perincian 122 titik panas sedang dan 25 titik panas tinggi.

"Total terdapat 143 titik api atau kebakaran dari 147 hotspot," kata Irjen Agung, Sabtu (20/2) malam. Dari 147 titik panas tersebut, Polda Riau menemukan lima titik panas bersumber dari kegiatan industri. Selain itu, pihaknya juga menemukan satu titik api yang tidak terpantau satelit.

"Ditemukan titik api atau kebakaran yang tidak terpantau satelit di Kabupaten Siak, tepatnya di Mempura," kata jenderal bintang dua ini.

Sebanyak 143 titik api tersebut terdapat di empat kabupaten, yakni Kabupaten Pelalawan ada 103 titik, Kabupaten Indragiri Hilir 29 titik, Kabupaten Kepulauan Meranti 10 titik, dan Kabupaten Siak satu titik.

Polda Riau melakukan pemadaman titik api melalui koordinator kegiatan pemadaman karhutla di Mapolda dengan mengarahkan proses pemadaman di lokasi titik panas. "Hingga saat ini, semua titik api sudah padam dan masih dilakukan upaya pendinginan di beberapa lokasi titik api," katanya.

Mantan Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri ini menuturkan beberapa kendala yang dihadapi dalam pemadaman karhutla di lapangan. Di antaranya, cuaca panas, angin yang kencang dan berubah-ubah arah, akses menuju lokasi titik api yang jauh dari Posko Karhutla, sumber air yang jauh dari titik panas, kondisi lahan yang ditumbuhi semak belukar atau memiliki struktur lahan gambut dan kering.

Jajaran Polda Riau juga melaksanakan kegiatan preventif dan preemtive berupa menyosialisasikan Maklumat Kapolda Riau agar masyarakat tidak membakar hutan dan lahan.


(https://www.republika.id/posts/14412/titik-panas-mulai-terdeteksi-di-sumatra)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.