Pasang Iklan Berbayar Disini

Pasang Iklan Berbayar Disini

Jelang Musim Kemarau, Manggali Agni Ingatkan Kerawanan Karhutla, Jaga Ketinggian Air di Lahan Gambut

Jelang Musim Kemarau, Manggali Agni Ingatkan Kerawanan Karhutla, Jaga Ketinggian Air di Lahan Gambutbaturajaradio.com - Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) menjadi salah satu wilayah di Sumatra yang rawan terjadi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di saat musim kemarau tiba.

Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Sumsel, Ferdian Kristanto mengatakan Manggala Agni Sumsel terus berupaya untuk bergerak menyosialisasikan kerawanan kebakaran lahan, terutama di lahan gambut pada musim kemarau tahun ini.

Menurut Ferdian, lahan gambut harus benar-benar dijaga kebasahannya.

Adapun minimal upaya yang harus dilakukan untuk menjaga tinggi muka air yakni setinggi 40 sentimeter dari permukaan tanah.

"Kalau kurang dari situ, rawan sekali terbakar. Makanya ada kanal blocking," kata Ferdian (11/5/2020).

Dia menyebutkan, di Sumsel sendiri ada dua kabupaten yang mempunyai lahan gambut yang luas dan dalam yaitu di Kabupaten Musi Banyuasin tepatnya di Bayung Lencir dan Ogan Komering Ilir (OKI) di kawasan Tulung Selapan.

Di dua kabupaten tersebut lahan gambut bisa sedalam hingga 20 meter. Lahan ini juga mempunyai riwayat kebakaran pada beberapa tahun lalu.

Ferdian menjelaskan, jika lahan gambut tersebut terbakar, maka krisis air berpotensi besar terjadi di dua kabupaten tersebut.

"Kalau kondisi sekarang, wilayah gambut agak susah. Gambut itu seperti spons yang menyerap air, tapi fungsi penyerapannya sudah rusak dan airnya hilang. Jika gambut tidak berfungsi seperti normalnya, sehingga jika musim kemarau pasokan air akan hilang," jelas Ferdian.

Dia menerangkan, Manggala Agni bersama tim Satuan Tugas (Satgas) Karhutla Sumsel akan memetakan lokasi yang rawan kebakaran. Upaya pemetaan ini juga termasuk pemetaan sumber air yang berpotensi kering saat karhutla terjadi.

Diakui Ferdian, di tengah masa pandemi Covid-19 ini, timnya sedikit kesulitan untuk masuk ke desa-desa yang rawan terjadi karhutla karena adanya kebijakan penjarakan sosial (social distancing).

Pihaknya pun masih menunggu arahan dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, untuk mempersiapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan.

"Kami tetap bergerak menghindari pengumpulan massa. Namun jadi ketika ada oknum yang masih membakar di lokasi lahan gambut. Itu kebakarannya akan awet, karena bisa terbakar hingga kedalaman 20 meter," terangnya.

Sumber>>> https://palembang.tribunnews.com/2020/05/11/jelang-musim-kemarau-manggali-agni-ingatkan-kerawanan-karhutla-jaga-ketinggian-air-di-lahan-gambut.





Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.