Pasang Iklan Berbayar Disini

Pasang Iklan Berbayar Disini

Pengusutan Kasus Penyiraman Novel Baswedan Masih Nihil

Baturaja Radio - Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono menyatakan, belum ada perkembangan terbaru terkait pengusutan dalang di balik teror air keras yang menimpa penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan. Hingga tiga hari setelah penyerangan terhadap Novel, Polda Metro Jaya belum juga menemukan lokasi keberadaan dua pelaku yang diketahui menyiram Novel dengan air raksa.
"Masih kita lidik dulu, sekarang belum kita dapatkan di mana rumahnya dan sebagainya, tunggu saja lah," kata dia melalui pesan singkat, Jumat (14/4).

Polisi masih melakukan penelusuran tempat-tempat yang biasa didatangi pelaku. Namun, Argo enggan membeberkan di mana penyisiran tersebut dilakukan. "(Penyisiran) Itu bagian dari tindakan penyidik ya. Nanti dia yang mengetahui tempat-tempatnya itu. Sampai sekarang, kita belum dapatkan juga posisi tersangka," ujar dia.

Argo melanjutkan, polisi juga masih mencari dan mengumpulkan alat-alat bukti dan keterangan dari sejumlah saksi. Hingga kini, kata dia, sudah ada 16 saksi yang diperiksa. Kebanyakan yaitu dari masyarakat sekitar rumah Novel. "Kita masih mencari saksi-saksi dan alat bukti, tersangka belum ditemukan," ujar dia.

Selain itu, dari belasan saksi yang diperiksa, kepolisian belum juga mengetahui wajah dua pelaku. Saksi-saksi yang diperiksa tidak mengungkapkan seperti apa wajah pelaku. Menurutnya, ini lantaran pelaku menggunakan helm saat melancarkan aksinya.

"Sampai sekarang saksi-saksi belum ada yang memberi keterangan soal wajahnya (pelaku), karena tertutup helm, jadi kita masih mendalami kasus itu," lanjut dia.

Motif pelaku pun belum diketahui polisi. Menurut Argo, motif baru akan diketahui ketika tersangka penyiraman itu ditemukan. "Kita belum dapat konfirmasi motifnya seperti apa. Nanti setelah kita menemukan tersangkanya, baru kita ketahui motifnya," kata dia.

Argo enggan bicara banyak soal kemungkinan keterkaitan teror tersebut dengan perkara korupsi yang diusut Novel sebagai penyidik KPK. Dia menuturkan, polisi tidak ingin memunculkan spekulasi ke publik terkait motif pelaku. Sebab, seperti diketahui, terbetik di masyarakat, bahwa teror yang menimpa Novel terkait perkara proyek KTP-el yang diusut Novel dan rekan penyidik lainnya.

"Polisi enggak bisa menduga-duga, belum bisa. Atau misalnya berprasangka seperti itu, belum bisa. Kita tunggu saja hasil di lapangan. Kita masih melakukan pendalaman oleh penyidik," kata dia.

Terpisah, Pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar meminta pihak kepolisian untuk berani mengungkap dalang di balik teror terhadap penyidik Novel. Dia juga meminta kepolisian untuk tetap menjaga independensinya. Polisi juga harus mencari berbagai alat bukti untuk mengungkap kasus tersebut secara obyektif, dan tidak puas dengan temuan yang sudah ada.

"Polisi itu seharusnya hanya takut kepada hukum, bukan kepada siapa orang atau dalang peristiwa itu. Polisi harus independen. Jadi wajib hukumnya mengungkap dalang peristiwa yang sesungguhnya," ujar dia.(Republika.co.id)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.