Petani Menjerit Harga Gabah Hanya 3500
Baturaja Radio - Sejumlah petani yang ada di Kabupaten OKU Timur menjerit dengan anjloknya harga gabah dan beras pada musim panen awal tahun 2017 yang mencapai hingga Rp. 3.500 per kilogram untuk harga gabah dan Rp. 7.500 untuk harga jual beras.
Osman (32) salah satu petani asal kecamatan Buay Madang mengeluhkan rendahnya harga gabah dan beras awal tahun 2017.
Selain harga yang rendah, petani juga didera oleh sejumlah penyakit
padi yang menyebabkan cukup banyak petani mengalami kegagalan panen.
“Harga gabah dan beras terus turun drastis
sementara petani banyak yang mengalami gagal panen karena penyakit yang
menyerang tanaman padi mereka mulai dari wereng, tikus hingga amblas.
Entah bagaimana hal ini akan berakhir. Petani selalu dirugikan dengan
penurunan harga,” ungkapnya Rabu (8/2).
Menurutnya, pemerintah harus memberikan solusi kepada petani sehingga
harga benar-benar berpihak sehingga petani sejahtera. Petani yang
setiap hari melakukan penggarapan lahan dengan panas dan hujan kata dia,
semestinya mendapatkan penghargaan yang baik dengan harga yang sesuai
dan stabil.
“Petani benar-benar mengalami kesulitan musim panen tahun ini.
Banyak yang mengalami gagal panen. Dari satu hektare lahan sawah,
kemungkinan hanya setengahnya yang bisa dipanen, sisanya diserang hama.
Namun dengan harga yang cukup rendah tentu saja petani sangat
dirugikan,” katanya.
Bahkan Mazno, Warga Mojosari, Kecamatan Belitang mengatakan serangan
hama menyebabkan hampir setengah Hektare (Ha) lahan sawahnya mengalami
gagal panen akibat amblas.
Dengan kondisi petani yang mengalami kesulitan kata dia, mestinya harga mengalami kenaikan bukan justru sebaliknya.
“Selain itu perbandingan harga beras dan gabah dengan harga pupuk
sangat jauh, harga pupuk selangit dan sangat sulit didapat. Sedangkan harga gabah dan beras turun drastis.
Antara pupuk dan hasil panen sangat tidak sesuai membuat petani
mengalami kesulitan untuk melakukan penggarapan selanjutnya,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian OKU Timur Ir Ruzuan Effendi mengatakan, turunnya harga beras dan gabah tersebut disebabkan karena masa panen yang bersamaan.
Dia menganjurkan agar petani melakukan pegaturan masa tanam sehingga saat panen tidak bersamaan.
Selain itu kata dia, turunnya harga juga disebabkan karena petani
langsung menjual gabah dan beras secara bersamaan dengan masa panen
raya.
“Itulah yang menjadi alasan Bupati OKU Timur
HM Kholid meminta kepada masyarakat untuk bersama-sama membangun gudang
gabah atau beras yang bisa digunakan untuk menyimpan gabah atau beras
saat panen dan dijual saat mulai musim peceklik yang tentunya harga akan
sangat berpihak kepada masyarakat,” katanya.
Program pemerintah kedepan kata dia, adalah pembangunan gudang beras
di sejumlah desa sehingga petani bisa menikmati keuntungan dari hasil
pertanian mereka.(tribunnews.com)
Tidak ada komentar