Pasang Iklan Berbayar Disini

Pasang Iklan Berbayar Disini

Berkunjung ke OKU Timur, Tidak Lengkap Tanpa Bawa Beras Organik

Batiraja Radio - Kabupaten OKU Timur (OKUT) yang mayoritas penduduknya merupakan petani sawah irigasi terus melakukan inovasi. Selain berupaya untuk menjadi daerah dengan penghasil padi terbesar, OKUT juga berupaya menjadi daerah dengan potensi wisata kuliner atau hasil pertanian yang akan menjadi salah satu destinasi wisata, dalam mendapatkan hasil pertanian yang baik, sehat dan bergizi.

Selain meningkatkan hasil pertanian dengan upaya pembukaan lahan baru dan pembangunan irigasi ke sejumlah wilayah yang berpotensi dijadikan lahan sawah, pemerintah juga berusaha sekuat tenaga menjadikan beras OKU Timur memiliki nilai jual yang lebih baik dibandingkan beras-beras konvensional yang selama ini banyak dijual dipasaran.

Meski berupaya untuk meningkatkan kualitas beras dengan kandungan gizi dan kesehatan yang baik, pemerintah juga tetap mengembangkan beras konvensional seperti yang dijual selama ini dipasaran, mengingat beras konvensional merupakan kebutuhan masyarakat yang paling diminati.
Minimnya lokasi wisata di Kabupaten OKU Timur membuat pemerintah berupaya membidik produk unggulan dengan tujuan agar masyarakat luar daerah mengetahui dan mengingat ciri khas yang dimiliki oleh OKU Timur.

Salah satu upaya pemerintah tersebut adalah dengan menjadikan beras organik sebagai hasil unggulan petani yang nantinya akan dijadikan produk kebanggaan masyarakat dengan gizi dan kesehatan yang dibutuhkan oleh tubuh, karena tidak mengandung sedikitpun zat kimia atau pupuk kimia.

Upaya pemerintah untuk menjadikan beras organik menjadi salah satu produk unggulan mulai terealisasi dengan diraihnya sertifikat organik yang dikeluarkan oleh Lembaga Survei Organik (LSO) Sumatera Barat beberapa waktu lalu. Namun, sulitnya persyaratan dan kepatuhan yang harus dihadapi petani untuk mendapatkan sertifikat tersebut membuat pemerintah saat ini baru memperoleh sertifikat untuk tiga kelompok tani dengan luas lahan 50 Hektare (Ha).

Namun demikian, pemerintah tidak putus asa dengan terus memberikan pengertian kepada masyarakat mengenai keuntungan dari bertani beras organik yang tidak menggunakan pupuk kimia. Selain harga yang cukup tinggi, kandungan kesehatan juga sangat baik yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Dalam mempromosikan beras organik, pemerintah akan memberi label pada sejumlah rumah makan yang menyediakan masakan dengan menggunakan nasi dari beras organik. Selain itu, setiap rumah makan tersebut juga akan menyediakan beras-beras organik dalam kemasan yang sudah lulus dalam survey dan pengujian.
“Kita menargetkan OKU Timur menjadi daerah penghasil beras organik yang akan selalu diingat oleh warga luar. OKU Timur harus dikenal dengan beras organiknya sehingga ketika orang menyebut nama OKU Timur, akan langsung ada dalam benaknya beras organik," ungkap Bupati OKU Timur, HM Kholid MD, saat memperkenalkan beras organik.

Menurutnya, target pemerintah kedepan, agar siapapun yang berkunjung ke OKU Timur akan merasa tidak lengkap jika tidak membawa pulang beras organik. Artinya, jika di daerah lain ada potensi wisata yang harus di kunjungi, OKU Timur juga harus memiliki sesuatu yang akan dibawa pulang dan bukan hanya sebagai cerita dan foto serta visual saja.

“Namun lebih dari itu, siapun yang berkunjung harus merasa tidak lengkap jika tidak membawa pulang beras organik. Itu target kita kedepan. Destinasi wisata kita adalah kuliner dengan beras organiknya," katanya.
Memang, kata dia, saat ini beras organik belum disediakan di rumah makan karena hasil pertanian tersebut masih belum maksimal dan sudah dipesan oleh daerah luar, sehingga setelah panen hasilnya akan langsung dikirimkan ke sejumlah daerah. Hal itulah yang menyebabkan saat ini beras organik belum terpromosikan dalam jumlah besar termasuk di sejumlah rumah makan.
“Namun kedepan kita akan menjadikan beras organik sebagai kebanggaan masyarakat OKU Timur," katanya.

Bertani beras organik lanjutnya cukup banyak keuntungannya bahkan bisa dikatakan petani selalu untung dengan modal yang sangat minim, namun memperoleh keuntungan yang maksimal. Dalam bertani organik, lanjutnya, petani tidak mengeluarkan biaya dalam pemupukan maupun penyemprotan. Semuanya menggunakan pupuk alami, mulai dari kotoran hewan hingga tumbuh-tumbuhan. Bahkan tanaman yang ada di sekitarnya tidak diperkenankan menggunakan pupuk kimia karena akan menganggu kualitas dari beras organik tersebut.

“Jadi melalui kelompok tani nanti, akan ada tim yang khusus menyediakan pupuk organik. Makanya kita melalui kelompok tani sehingga dalam pembuatan pupuk dan pengelolaannya tidak mengalami kesulitan,” katanya. 

Selain biaya perawatan yang yang sangat minimal, kata dia, harga jualnya cukup tinggi dibandingkan beras konvensional. Jika beras konvensional saat panen raya dibanderol dengan harga Rp. 6.500-7.500, maka beras organik akan dibanderol dengan harga diatas Rp. 20.000 per kilogram. Harga tersebut tidak akan mengalami penurunan dan justru akan mengalami peningkatan seiring dengan kualitas dan ketersediaan.
“Jadi, beras organik ini bukan hanya untuk kesehatan yang mengkonsumsinya namun lebih dari itu yakni untuk kesejahteraan petani karena harga yang terus mengalami peningkatan yang tentunya akan meningkatkan hasil dan kesejahteraan masyarakat, " jelasnya.

Sementara itu, Tarjo (45) salah satu petani yang sudah menerapkan pola penanaman organik mengatakan, keuntungan menanam padi organik sangat banyak. Mulai dari kesehatan tubuh maupun dari perekonomian yang tentunya akan meningkat karena harga beras tidak pernah turun maupun tidak pernah tidak laku.
“Beras organik tidak akan ditumpuk begitu saja meskipun saat panen raya. Bahkan terkadang sebelum musim tanam, ada yang sudah memesan beras organik sehingga saat panen terkadang hasilnya akan langsung dikirim ke luar daerah,” katanya.

Selama ini, kata dia, kebanyakan beras organik asal OKU Timur dikirim ke Jakarta melalui bis yang digunakan oleh salah satu rumah sakit di Jakarta. Hal itulah yang menyebabkan beras organik OKU Timur jarang dipasarkan dipasaran karena saat selesai penggilingan, akan dimasukkan dalam kemasan dan akan langsung dikirimkan ke luar daerah.

“Program pemerintah cukup bagus dengan menggalakkan penanaman padi organik. Hal itu tentunya akan meningkatkan kesejahteraan petani karena harga beras organik tidak pernah mengalami penurunan berbeda dengan beras konvensional yang harga jualnya selalu fluktuatif dipasaran sesuai dengan musim," jelasnya.(http://palembang.tribunnews.com)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.