Pasang Iklan Berbayar Disini

Pasang Iklan Berbayar Disini

Harga minyak sempat turun di bawah $30 per barel

Baturaja Radio - Harga minyak sempat merosot sampai di bawah $30 per barel di pasar internasional untuk pertama kalinya sejak April 2004, kemudian kembali naik.

Brent crude, yang digunakan sebagai standar internasional, harganya jatuh sampai $29,96, lalu melompat kembali ke $30,22.

Harga minyak turun 70% dalam 15 bulan terakhir.

Sebelumnya, perdana menteri Rusia, Dmitry Medvedev, memperingatkan bahwa anjloknya harga minyak dapat memaksa negaranya merevisi anggaran tahun 2016.

Ia mengatakan, negerinya harus mempersiapkan diri untuk skenario ekonomi "terburuk" jika harga terus turun.

Pajak dari minyak dan gas menghasilkan sekitar setengah dari pendapatan pemerintah Rusia.

Anggaran federal tahun 2016 yang disetujui pada Oktober lalu mengacu pada harga minyak $50 per barel di 2016 - angka yang disebut Presiden Vladimir Putin "tidak realistis".

Departemen-departemen di pemerintahan telah diminta memangkas pengeluaran sampai 10%, mengulang kebijakan yang diterapkan pada 2015, lansir kantor berita Reuters.

Dana pensiun dan bayaran untuk pegawai pemerintah terlindung dari pemangkasan, yang dapat menghemat sampai 700 miliar rubel atau sekitar 146 triliun rupiah.

Menteri keuangan Anton Siluanov mengatakan, anggaran Rusia hanya bisa disetimbangkan dengan harga minyak $82 per barel.
'Kenyataan baru'

Siluanov mengatakan anggaran 2016 perlu direvisi dengan asumsi harga minyak $40 per barel.

"Tugas kita adalah menyesuaikan anggaran dengan kenyataan baru," ujarnya.

Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengatakan anggaran negara Rusia tahun 2016 perlu direvisi.

Menteri ekonomi Alexei Ulyukayev memperingatkan bahwa Rusia menghadapi harga komoditas rendah dalam jangka waktu yang panjang, dengan harga minyak $15 atau $20 per barel. "Risiko terbesar ialah harga-harga turun untuk waktu yang lama -bertahun-tahun, bahkan dekade," kata Ulyukayev.

Medvedev juga mengatakan bahwa suku bunga tinggi menghambat pertumbuhan ekonomi di Rusia.

Bank Sentral Rusia menahan suku bunga sampai 11% bulan lalu, dengan gubernur Elvira Nabiullina memperingatkan "volatilitas tinggi" di pasar global.

Setahun lalu bank sentral mengejutkan pasar dengan meningkatkan suku bunga dari 10,5% sampai 17%.

Inflasi di Rusia bertahan di 15%, tapi kalangan perbankan berharap inflasi akan turun sampai 4% tahun depan.(tribunnews)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.