Pasang Iklan Berbayar Disini

Pasang Iklan Berbayar Disini

Epik Gending Sriwijaya

Baturaja Radio - Hanung Bramantyo kembali menggarap film terbaru berjudul Gending Sriwijaya. Film epik kolosal ini mengangkat kisah dan kebudayaan asal Sumatera Selatan (Sumsel).

”Film ini bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan sepenuhnya didukung oleh pemerintah provinsi. Budget film ini juga menggunakan sebagian dari APBD provinsi Sumsel,”ujar Hanung kepada SINDO,dalam jumpa pers di Platinum XXI,FX Sudirman, Jakarta Sabtu (5/1). Dalam film ini,awalnya Hanung ingin mengangkat tentang Kerajaan Sriwijaya. Namun, belakangan terdapat kendala. Pasalnya,artefak dan data tentang kerajaan tersebut sangat minim.

Karena itu,dia tidak mau terjebak dalam perdebatan sejarah dengan membuat film tersebut menjadi sebagai fiksi. Meski demikian, pada prinsipnya film Gending Sriwijayaitu tetap mengagungkan Kerajaan Sriwijaya. ”Jadi,kita fiksikan sekalian. Gending Sriwijaya prinsipnya ingin mengagungkan Kerajaan Sriwijaya,spirit itu yang kita ambil.Kita enggak mau terjebak perdebatan sejarah dengan setting abad ke-16,”ungkap Hanung.

Pemilik nama lengkap Setiawan Hanung Bramantyo ini mengatakan,film tersebut merupakan film bertema sejarah atau kolosal. Menurut dia, proses pembuatan film ini tidak gampang, terutama dalam hal mengarahkan pemain dalam mengucapkan logat dan bahasa Palembang. ”Dalam pembuatan film ini tidak gampang. Mulai dari kostum hingga bagaimana pemain dalam film ini bisa berbahasa Palembang dengan lancar serta logatnya harus benar,”kata Hanung.

Secara keseluruhan pembuatan film tersebut berlangsung selama 10 bulan,dengan catatan 6 bulan penggodokan skenario dan syuting serta 4 bulan proses editing.Waktu 10 bulan menurut Hanung masih kurang. Maklum,dia mengaku baru pertama kali membuat film yang menonjolkan banyak sisi aksi tersebut. ”Saya pertama kali bikin film action.Setiap ada gerakan pukulan yang salah,kita ulangulang. Ini jadi sebuah pengalaman pertama.Semoga ini direspons oleh penonton,”ucapnya.

Sutradara kelahiran Yogyakarta, 1 Oktober 1975 ini menjelaskan,film dengan settingabad 16,tiga abad setelah keruntuhan Sriwijaya, di mana muncul kerajaan-kerajaan kecil yang saling berebut kekuasaan. Menurut dia, film ini mencoba kembali mengangkat sosok heroik dari sejarah Sumatera Selatan.

Hanung mengatakan,sosok heroik dalam film ini diperankan oleh Julia Perez (Jupe). Banyak yang mempertanyakan keputusan Hanung Bramantyo memilih Jupe dalam film terbarunya tersebut. Jupe selama ini dikenal sebagai artis yang hobi tampil vulgar dan belum teruji kemampuan perannya. Namun,alumnus Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini mempunyai pandangan lain terhadap kekasih Gaston Castano itu.

Menurut Hanung,Jupe adalah sosok yang cerdas dan menjadi tantangannya tersendiri untuk menonjolkan kecerdasan Jupe. ”Saya percaya Jupe punya kemampuan lebih.Saya sedih kalau seorang yang baik,tapi diciptakan citra yang jelek dari seorang Jupe.Dia selalu dibalut dengan erotisme.Di film ini saya justru tidak mengeksplorasi tubuh Jupe,”tutur suami Zaskia Adya Mecca tersebut.

Memilih Jupe bukan tanpa konsekuensi. Banyak sponsor memilih mundur karena takut film itu akan menghadirkan kontroversi.”Pilihan itu saya perhitungkan.Karena Jupe yang main, banyak sponsor yang mundur. Bukan salah media juga. Makanya,saya mencoba memotret sisi yang enggak dilihat. Saya mau orang melihat Jupe sebagai aktris,”imbuhnya.

Sementara itu,dalam menjalankan perannya,Jupe harus pandai berkelahi.Dia pun tidak menggunakan pemeran pengganti. Dalam film tersebut,gerakan Jupe sangat lincah.Pukulan dan tendangannya cepat. Dia juga terlihat cukup piawai memainkan adegan salto. ”Aku sejak kecil ikut bela diri kayak Merpati Putih,silat, taekwondo. Jadi,adegan itu aku cepat hafal,lebih cepat daripada dialog. Kalau gerakan aku cepat hafal. Base-nya memang bela diri. Aku benar-benar nikmati banget di sini,”ucap Jupe.
 
Film yang akan beredar di bioskop-bioskop seluruh Indonesia pada Kamis (10 /1) ini dibintangi sejumlah aktor kawakan. Di antaranya, Agus Kuncoro (Awang Kencana), Shahrul Gunawan (Purnama Kelana), Slamet Raharjo (Dapunta Hyang Jawanasa),Jajang C Noer (Ratu Kalimanyang), Mathias Muchus (Ki Goblek),Julia Perez (Malini), dan sejumlah pemain lain yang berasal dari Sumatera Selatan.
Sumber : www.seputar-indonesia.com

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.