Pasang Iklan Berbayar Disini

Pasang Iklan Berbayar Disini

Susenas Hasilkan Indikator Sosial Ekonomi Suatu Wilayah

Susenas Hasilkan Indikator Sosial Ekonomi Suatu Wilayahbaturajaradio.com -Salah satu survei rutin yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas).

Survei ini dilaksanakan secara semesteran setiap bulan Maret dan September.

Susenas dilaksanakan secara serentak di seluruh kabupaten/kota di Indonesia, untuk dapat menyajikan berbagai indikator tidak hanya tingkat nasional, namun juga hingga tingkat provinsi dan kabupaten/kota. 

Susenas menghasilkan indikator sosial-ekonomi yang selalu menjadi pedoman bagi pemerintah dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi kebijakan.

Demikian disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten OKU Budiriyanto, usai melakukan supervisi lapangan pelaksanaan Susenas Maret 2019 di Desa Laya dan Desa Pusar Kecamatan Baturaja Barat, Rabu (13/3), bersama petugas pemeriksa lapangan Mitra Larasaty Adami.

Dijelaskan Budiriyanto, sejak tanggal 1 hingga 20 Maret 2019 BPS OKU melaksanakan Susenas Maret 2019, yang diawali dengan melaksanakan updating/ listing muatan blok sensus pada tanggal 18-23 Februari 2019. 

Sebanyak 48 petugas diturunkan, terdiri dari 35 petugas pencacah dan 13 petugas pengawas yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten OKU.

Indikator-indikator yang dilahirkan oleh BPS melalui susenas meliputi berbagai aspek sosial-ekonomi. Seperti kependudukan, pendidikan, kesehatan, kemiskinan dan lain sebagainya. 

Contoh data strategis yang dihasilkan susenas adalah seperti angka kemiskinan, Indeks Pembangunan Manusia, Angka Partisipasi Sekolah, dan banyak lagi indikator sosial ekonomi lainnya.

Menurut Budiriyanto, data Susenas mempunyai peran yang cukup penting dalam perencanaan pembangunan. Salah satunya untuk mengukur tingkat kemiskinan berdasarkan garis kemiskinan (GK) yang terdiri dari dua komponen.

Yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM). GKM merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kilokalori perkapita per hari.

GKNM adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Sedangkan GK merupakan penjumlahan dari GKM dan GKNM. 

Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah GK dikategorikan sebagai penduduk miskin.

Saat ini data Susenas merupakan sandaran utama pemenuhan kebutuhan pemerintah dalam mengimplementasikan pembangunan nasional agar sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang National (RPJMN) 2015-2019 dan tujuan pembangunan internasional (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainble Development Goals (SDGs).

Oleh karenanya, Budiriyanto mengharapkan rumah tangga yg dikunjungi petugas survei dapat menerima dengan baik dan memberikan jawaban dengan sebenar-benarnya sesuai dengan kondisi yang ada di rumah tangganya. (http://www.rmolsumsel.com)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.