Pasang Iklan Berbayar Disini

Pasang Iklan Berbayar Disini

Sumsel Kekurangan Ratusan Tenaga Pendamping Desa

Baturaja Radio - Ketatnya seleksi membuat hingga kini Sumsel masih kekurangan ratusan tenaga pendamping desa.
 
"Baik itu tenaga ahli, pendamping desa, atau tenaga pendamping profesional dinilai masih minim. Ya, masih kurang sekitar 200 orang untuk tenaga pendamping ini," ungkapKepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Sumsel, M Yusnin, Selasa (8/11/2016). 

Kekurangan tenaga pendamping ini dikarenakan tes tertulis dan psikotes yang dilakukan pemerintah pusat terlalu tinggi passing grade kelulusannya, sehingga para peserta pun terpaksa gugur pada saat tes tersebut.

Seleksi ini dilakukan secara murni dan dilaksanakan dengan bekerjasama dengan Universitas Sriwijaya (Unsri). 

"Karena itu, yang lulus itu benar-benar orang terpilih," ujar Yusnin.
   

Saat ini, bagi tenaga pendamping yang telah lulus sudah melakukan pelatihan di Batam dan pihaknya sudah melakukan mobilisasi ke kabupaten/kota di Sumsel.

Untuk penempatan para pendamping ini dilakukan oleh Pemprov Sumsel sedangkan yang menggaji tenaga pendamping ini adalah kementrian. 

"Tenaga pendamping ini sistemnya kontrak selama satu tahun anggaran. Jadi ketika kontrak itu habis maka nantinya tergantung apakah akan diperpanjang atau tidak," jelasnya.
  
Kapan akan melengkapi kuota tenaga pendamping desa tersebut, dirinya menambahkan, sejauh ini pihaknya belum tahu kapan, tergantung dari desa tersebut.


Namun, untuk persyaratanya sendiri itu minimal lulusan sarjana, serta berpengalaman kerja dibidang tersebut. 

"Hingga kini sekarang ada beberapa tenaga ahli yang mengundurkan diri. Tapi, kalau diputus kontraknya karena bermasalah belum ada selama ini," terangnya.
  
Mengenai adanya demo terkait tenaga pendamping, dirinya menjelaskan, dahulunya memang tenaga pendamping itu dipilih dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Namun, saat ini tenaga ahli harus melakukan tes yang diadakan oleh pemerintah pusat.
   
"Jadi mereka menuntut karena takut tidak menjadi pendamping lagi. Tapi, setelah dilakukannya tes, banyak dari PNPM itu lulus dalam tes tenaga pendamping desa karena memang banyak dari PNPM ini memiliki pengalaman tentunya dapat melewati setiap tes ini. Ini sangat objektif karena langsung dari pusat," pungkasnya.(http://palembang.tribunnews.com)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.